Minggu, 19 April 2020

Cerita Pendek Tidak Penting


Sederhana Sangat Berharga



            Tidak semua hal-hal besar dimulai dari ide yang bagus dan matang, namun juga bukan berarti ide yang bagus tidak menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Ada ide maupun tidak ada ide bukan penghalang untuk kita menulis, artinya menulis tidak mesti diawali karena ada atau tidak adanya ide. Hal ini yang terbayang ketika mendengar atau membaca tema, “Menulis Tanpa Ide”.

            Tema tersebut akan diberikan oleh pakarnya yakni Bapak Budiman Hakim, yang biasa dipanggil dengan Om Bud. S1 Fakultas Sastra Perancis di Universitas Indonesia. Mengawali karir sebagai copywriter di Advertising Agency, Leo Burnet, kemudian pindah ke Advertising Agency Ogilvy. Selanjutnya membangun agency sendiri bernama MACS909 dan menduduki sebagai Creative Advisor.

“Tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah emosi pembacanya” kata Om Bud.

Ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu. Ketika pembaca membaca sebuah cerita hingga ia tersedu-sedu, itu artinya penulis berhasil memasukkan emosi. Tulisan humor yang membuat pembaca tertawa terbahak-bahak merupakan indikator tulisannya sukses memasukkan emosi.

Dua hal penting dalam menulis adalah:

1.      Memanfaatkan Emosi

Cara mendapatkan tulisan yang memanfaatkan emosi dengan metode CERPENTING, begitu Om Bud menamakan metodenya. Yakni singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting. Sebuah metode menuliskan peristiwa-peristiwa remeh yang terjadi di sekeliling kita.

Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskan peristiwa tersebut.

Dengan menuliskan apa yang ditemukan  panca indera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.

Misalnya ketika Asep berada di kamar ia melihat ada printer, kertas, dinding, AC, Jam, Laptop. Asep mulai mengetik dan menyusun kalimat dengan semua benda tadi, dan beginilah hasilnya:

“PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS_KERTAS kosong yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi, tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri.”

2.      Memancing Emosi

Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapat bisa kita konversikan menjadi ide. Jadi “Jangan Menunggu Ide Datang Lalu Baru Menulis, Menulislah Dulu Maka Ide Akan Datang Padamu.”

Menulis itu seperti memasak, jadi supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu.

Tugas berat dalam penulisan ilmiah adalah bagaimana pembaca nggak bosen sehingga perlu banyak variasi. Kita bisa memakai kalimat aktif, kalimat pasif, memakai simbol atau metafora.

Jangan sok pinter menuliskan fiksi ilmiah padahal kita kurang memahami masalahnya. Pilih dua topik apa yang harus kita tulis, pilih topik yang kita kuasai.

Dalam menulis kita akan memasuki dua ruangan. Yang satu ruang imajinasi, yang lain ruang editing. Yang pertama harus kita masuki adalah ruang imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas-bebasnya. Lupakan tata bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai-nilai apapun. Setelah cerita selesai ditulisbarulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.



            Mengikuti materi dari Om Bud terasa tergugah untuk lebih peka terhadap apa yang ada di sekitar kita, melatih panaca indera mampu menangkap apa yang dijumpainya dan membiasakan jari ini untuk menuliskannya. Yuk terus menulis dari hal-hal sederhana......!

6 komentar:

  1. mari menulis tanpa ide, membuat cerita yg tadinya tdk penting menjadi penting

    BalasHapus
  2. Tulisan dan rangkaian kata yg membuat pembaca paham, menulis tidak harus dgn ide tp menulis itu tentang apa yg kita lihat, dan kita rasakan yg melatih kepekaan terhadap panca Indra, ataupun lingkungannya satwa sesama atau bahkan yg lainnya.
    Dan masuk ke ruang imajinasi sebebas bebasnya🌸

    BalasHapus
  3. Saat hpku diam saja akibat social distancing, sebuah link muncul. Tanpa banyak tanya (karena memang tak ada orang disekitarku) aku klik link itu. Munculah sebuah nama "asfis suminarsih". Aku cm kenal nama belakangnya, dan itu sdh cukup bagiku. Di bawah nama itu ada berderet deret kalimat yang menuntunku untuk menulis juga, ini adalah ide tak pentingku yang bisa tertuang di blog ini. Tetima kasih bu asih, seniorku, sahabatku.

    BalasHapus
  4. “Jangan Menunggu Ide Datang Lalu Baru Menulis, Menulislah Dulu Maka Ide Akan Datang Padamu.”

    BalasHapus
  5. Rangkaian kataa yg mudah dipahami. Yg tdinyaa suka menulis namun menunggu ide2 muncul, dan kali ini jdi tahu ternyataa menulis tidk hrus dengan ide2, tpi idelah yg akan keluar stlah kita mulai menulis....

    BalasHapus

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...