Sederhana
Sangat Berharga
Tidak semua hal-hal besar dimulai
dari ide yang bagus dan matang, namun juga bukan berarti ide yang bagus tidak
menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Ada ide maupun tidak ada ide bukan
penghalang untuk kita menulis, artinya menulis tidak mesti diawali karena ada
atau tidak adanya ide. Hal ini yang terbayang ketika mendengar atau membaca
tema, “Menulis Tanpa Ide”.
Tema tersebut akan diberikan oleh
pakarnya yakni Bapak Budiman Hakim, yang biasa dipanggil dengan Om Bud. S1 Fakultas
Sastra Perancis di Universitas Indonesia. Mengawali karir sebagai copywriter di
Advertising Agency, Leo Burnet, kemudian pindah ke Advertising Agency Ogilvy.
Selanjutnya membangun agency sendiri bernama MACS909 dan menduduki sebagai
Creative Advisor.
“Tulisan
yang bagus adalah yang mampu menggugah emosi pembacanya” kata Om Bud.
Ketika
kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu.
Ketika pembaca membaca sebuah cerita hingga ia tersedu-sedu, itu artinya
penulis berhasil memasukkan emosi. Tulisan humor yang membuat pembaca tertawa
terbahak-bahak merupakan indikator tulisannya sukses memasukkan emosi.
Dua
hal penting dalam menulis adalah:
1. Memanfaatkan
Emosi
Cara mendapatkan tulisan yang memanfaatkan emosi
dengan metode CERPENTING, begitu Om Bud menamakan metodenya. Yakni singkatan
dari Cerita Pendek Tidak Penting. Sebuah metode menuliskan peristiwa-peristiwa remeh yang terjadi di sekeliling kita.
Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa
atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi
tuliskan peristiwa tersebut.
Dengan menuliskan apa yang ditemukan panca indera, tulisan tersebut akan berfungsi
menjadi pemicu supaya ide datang.
Misalnya ketika Asep berada di kamar ia melihat ada
printer, kertas, dinding, AC, Jam, Laptop. Asep mulai mengetik dan menyusun
kalimat dengan semua benda tadi, dan beginilah hasilnya:
“PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku,
ditemani KERTAS_KERTAS kosong yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING
tampak pucat, barangkali kedinginan karena disembur AC yang begitu angkuh. JAM
menunjukkan pukul 2 pagi, tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga
detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri.”
2. Memancing
Emosi
Metode
yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapat bisa kita
konversikan menjadi ide. Jadi “Jangan
Menunggu Ide Datang Lalu Baru Menulis, Menulislah Dulu Maka Ide Akan Datang
Padamu.”
Menulis
itu seperti memasak, jadi supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu.
Tugas
berat dalam penulisan ilmiah adalah bagaimana pembaca nggak bosen sehingga
perlu banyak variasi. Kita bisa memakai kalimat aktif, kalimat pasif, memakai
simbol atau metafora.
Jangan
sok pinter menuliskan fiksi ilmiah padahal kita kurang memahami masalahnya. Pilih
dua topik apa yang harus kita tulis, pilih topik yang kita kuasai.
Dalam
menulis kita akan memasuki dua ruangan. Yang satu ruang imajinasi, yang lain
ruang editing. Yang pertama harus kita masuki adalah ruang imajinasi. Di sini
kita harus berimajinasi sebebas-bebasnya. Lupakan tata bahasa, lupakan norma
dan lupakan nilai-nilai apapun. Setelah cerita selesai ditulisbarulah kita
masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai tadi kita
masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.
Mengikuti materi dari Om Bud terasa
tergugah untuk lebih peka terhadap apa yang ada di sekitar kita, melatih panaca
indera mampu menangkap apa yang dijumpainya dan membiasakan jari ini untuk
menuliskannya. Yuk terus menulis dari hal-hal sederhana......!
mari menulis tanpa ide, membuat cerita yg tadinya tdk penting menjadi penting
BalasHapusTulisan dan rangkaian kata yg membuat pembaca paham, menulis tidak harus dgn ide tp menulis itu tentang apa yg kita lihat, dan kita rasakan yg melatih kepekaan terhadap panca Indra, ataupun lingkungannya satwa sesama atau bahkan yg lainnya.
BalasHapusDan masuk ke ruang imajinasi sebebas bebasnya🌸
Saat hpku diam saja akibat social distancing, sebuah link muncul. Tanpa banyak tanya (karena memang tak ada orang disekitarku) aku klik link itu. Munculah sebuah nama "asfis suminarsih". Aku cm kenal nama belakangnya, dan itu sdh cukup bagiku. Di bawah nama itu ada berderet deret kalimat yang menuntunku untuk menulis juga, ini adalah ide tak pentingku yang bisa tertuang di blog ini. Tetima kasih bu asih, seniorku, sahabatku.
BalasHapusAyo kita menulis....
Hapus“Jangan Menunggu Ide Datang Lalu Baru Menulis, Menulislah Dulu Maka Ide Akan Datang Padamu.”
BalasHapusRangkaian kataa yg mudah dipahami. Yg tdinyaa suka menulis namun menunggu ide2 muncul, dan kali ini jdi tahu ternyataa menulis tidk hrus dengan ide2, tpi idelah yg akan keluar stlah kita mulai menulis....
BalasHapus