Rabu, 28 April 2021

MATERI FISIKA GEJALA GELOMBANG

 

GEJALA GELOMBANG

             Anda telah mengetahui bahwa gelombang dihasilkan oleh sumber getaran yang bergerak terus menerus. Dalam perambatannya, gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lainnya.

A.    Jenis-jenis Gelombang

Berdasarkan arah rambatnya, gelombang dikelompokkan menjadi:

1.     Gelombang transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang permukaan air dan gelombang pada tali.

 

 


2.     Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah merambatnya searah dengan arah getarnya. Bunyi merupakan salah satu contoh gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada slinki yaitu berupa rapatan dan renggangan seperti pada gambar di bawah ini.

 


  Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dikelompokkan menjadi:

1.    Gelombang mekanik

Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium perambatan. Contohnya bunyi dapat kita dengar karena merambat melalui udara dan melalui zat padat misalnya pada telepon kabel. Sehingga medium perambatan gelombang mekanik dapat berupa zat padat, cair,


gas.


2.    Gelombang elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium perambatan. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, sehingga cahaya dapat sampai ke bumi meskipun melewati hampa udara.


 

B.    Karakteristik Gelombang

Gelombang memiliki karakteristik misalnya refleksi, refraksi, difraksi, dan interferensi.

1.   Pemantulan Gelombang (Refleksi)

Ketika kamu berteriak di dekat tebing atau tempat-tempat tinggi, kadang terdengar gema. Gema merupakan pemantulan gelombang bunyi, jika gelombang mengenai suatu penghalang maka sebagian gelombang akan dipantulkan.

            Pada pemantulan terdapat hukum pemantulan yang berbunyi, “sudut yang dibentuk oleh gelombang datang sama dengan sudut yang dibuat oleh gelombang pantul.”.

 

2.   Pembiasan Gelombang (Refraksi)

Jika suatu gelombang datang pada suatu permukaan batas yang memisahkan dua daerah dengan laju gelombang berbeda, maka sebagian gelombang akan dipantulkan dan sebagian akan dibiaskan.

Pembiasan gelombang adalah pembelokan arah rambat gelombang dari satu medium ke medium lainnya.


Contoh gejala pembiasan gelombang dapat diamati pada gelombang air laut. Gelombang air laut akan membias ketika mendekati bibir pantai dengan kecepatan yang menurun secara bertahap. Jika kerapatan muka gelombang medium 2 lebih rapat dari muka gelombang 1, maka kecepatan gelombang dalam medium 2 lebih kecil daripada kecepatan gelombang dalam medium 1. Oleh karena itu, arah perambatan gelombang membelok mendekati garis normal dan sudut bias lebih kecil daripada sudut datang.

 

3.   Lenturan Gelombang (Difraksi)

Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga. Hal itu tidak berlaku jika medium diberi penghalang atau rintangan berupa celah.  Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya pennghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.

Jika penghalang celah yang diberikan lebar, maka difraksi tidak begitu jelas terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah. Akan tetapi jika penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang, maka difraksi gelombang tampak sangat jelas.


 


4.   Perpaduan Gelombang (Interferensi)

Ketika kita melemparkan dua buah batu di air, akan terbentuk pola gelombang berbentuk lingkaran yang berpadu. Perpaduan gelombang yang ditimbulkan disebut interferensi gelombang. Interferensi terbagi menjadi interferensi konstruktif dan destruktif.

Jika puncak gelombang bertemu dengan puncak gelombang lain (atau dasar gelombang bertemu dengan dasar gelombang lain), maka terjadi interferensi yang saling membangun yang disebut interferensi konstruktif, Namun, jika puncak gelombang bertemu dengan dasar gelombang, maka terjadi interferensi yang saling melemahkan yang disebut interferensi destruktif.

Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa interferensi konstruktif terjadi bila kedua gelombang yang berpadu memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali amplitudo tiap gelombang. Interferensi destruktif terjadi bila kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan sama dengan nol.

Syarat terjadinya inteferensi pada gelombang adalah kedua sumber getaran harus bergetar serentak dengan amplitudo dan frekuensi yang sama yang disebut dua sumber yang koheren.


 


5.   Polarisasi Gelombang

Polarisasi tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi. Polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal. Suatu gelombang terpolarisasi linier jika getaran dari gelombang tersebut selalu terjadi dalam satu arah saja. Arah ini disebut arah polarisasi.

Sebuah gelombang transversal pada tali dengan arah getaran pada satu arah saja, yaitu arah vertikal (dikatakan sebagai gelombang transversal terpolarisasi linier dalam arah vertikal). Gelombang lewat dengan mudah karena arah polarisasi gelombang sejajar dengan arah memanjang celah. Jika celah diputar 90o hingga arah memanjang celah menjadi horizontal, sehingga arah memanjang celah tegak lurus terhadap arah polarisasi gelombang dan gelombang terpolarisasi tidak dapat lewat karena celah menahan(menyerap) getaran tali dalam arah vertikal. Pada gelombang longitudinal arah getaran selalu sama dengan arah merambatnya sehingga arah memanjang celah tidak akan mempengaruhi gelombang.

 

           

 

 

 

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...