Senin, 20 November 2023

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

 

COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

A.      Paradigma Berfikir Coaching

1.       Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada coachee atau rekan sejawat yang akan kita kembangkan. Pada saat kita mengembangkan kompetensi rekan sejawat kita, kita memusatkan perhatian kita pada rekan yang kita kembangkan, bukan pada "situasi" yang dibawanya dalam percakapan. Fokus diletakkan pada topik apa pun yang dibawa oleh rekan tersebut, dapat membawa kemajuan pada mereka, sesuai keinginan mereka. Berikut adalah percakapan yang menggambarkan bagaimana kita berfokus pada rekan sejawat kita bukan pada "situasi" yang disampaikan dalam percakapan.

2.       Paradigma berpikir yang kedua adalah bersifat terbuka dan ingin tahu. Kita perlu berpikiran terbuka terhadap pemikiran-pemikiran rekan sejawat yang kita kembangkan. Ciri-ciri dari sikap terbuka dan ingin tahu ini adalah:

a.      berusaha untuk tidak menghakimi, melabel, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang lain;

b.      mampu menerima pemikiran orang lain dengan tenang, dan tidak menjadi emosional;

c.      tetap menunjukkan rasa ingin tahu (curiosity) yang besar terhadap apa yang membuat orang lain memiliki pemikiran tertentu. 

3.       Paradigma berpikir coaching yang ketiga adalah memiliki kesadaran diri yang kuat. Kesadaran diri yang kuat membantu kita untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan dengan rekan sejawat. Kita perlu mampu menangkap adanya emosi/energi yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari rekan kita

4.       Paradigma berpikir coaching yang keempat adalah mampu melihat peluang baru dan masa depan. Kita harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan juga bisa membawa rekan kita melihat masa depan

5.       Coaching juga mendorong seseorang untuk fokus pada solusi, bukan pada masalah, karena pada saat kita berfokus pada solusi, kita menjadi lebih bersemangat dibandingkan jika kita berfokus pada masalah.

 B.      Prinsip-prinsip Coaching

1.       Prinsip coaching yang pertama adalah kemitraan. Dalam coaching, posisi coach terhadap coachee-nya adalah mitra. Itu berarti setara, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri. Coach merupakan rekan berpikir bagi coachee-nya dalam membantu coachee belajar dari dirinya sendiri. Coach bisa berbagi mengenai pengalamannya yang terkait dengan topik pengembangan coachee, jika diminta oleh coachee, sebagai salah satu sumber belajar bagi coachee.

2.       Coaching adalah proses mengantarkan seseorang dari situasi dia saat ini ke situasi ideal yang diinginkan di masa depan. Hal ini tergambar dalam prinsip coaching yang kedua, yaitu proses kreatif. Proses kreatif ini dilakukan melalui percakapan, yang:

a.          dua arah 

b.          memicu proses berpikir coachee

c.   memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru

3.       Prinsip coaching yang ketiga adalah memaksimalkan potensi. Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya

 C.      Kompetensi Inti Coaching

  1. Kehadiran Penuh/Presence

Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching.  Kehadiran penuh ini adalah bagian dari kesadaran diri yang akan membantu munculnya paradigma berpikir dan kompetensi lain saat kita melakukan percakapan coaching.

  1. Mendengarkan Aktif

Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni mitra bicara.  Dalam hal ini, seorang coach harus dapat mengesampingkan agenda pribadi atau apa yang ada di pikirannya termasuk penilaian terhadap coachee.

  1. Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Dalam melakukan percakapan coaching ketrampilan kunci lainnya adalah mengajukan pertanyaan dengan tujuan tertentu atau pertanyaan berbobot.  Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi.

D.      Alur TIRTA

TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari GoalRealityOptions dan Will.

Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini,

2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,

3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.

4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

o   Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri.   Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun muridnya. 

o   Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya.

TIRTA (Tujuan)

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee diantaranya:

1.       Apa rencana pertemuan ini?

2.       Apa tujuannya?

3.       Apa tujuan dari pertemuan ini?

4.       Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?

5.       Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

TIRTA (Identifikasi)

Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi)

Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini diantaranya adalah:

1.       Kesempatan apa yang Bapak/Ibu miliki sekarang?

2.       Dari skala 1 hingga 10, dimana posisi Bapak/Ibu sekarang dalam pencapaian tujuan Anda?

3.       Apa kekuatan Bapak/Ibu dalam mencapai tujuan tersebut?

4.       Peluang/kemungkinan apa yang bisa Bapak/Ibu ambil?

5.       Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan?

6.       Apa solusinya?

TIRTA (Rencana Aksi)

Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat)

1.       Apa rencana Ibu/bapak dalam mencapai tujuan?

2.       Adakah prioritas?

3.       Apa strategi untuk itu?

4.       Bagaimana jangka waktunya?

5.       Apa ukuran keberhasilan rencana aksi Bapak/Ibu?

6.       Bagaimana cara Bapak/Ibu mengantisipasi gangguan?

TIRTA (Tanggung Jawab)

Tanggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya)

1.       Apa komitmen Bapak/Ibu terhadap rencana aksi?

2.       Siapa dan apa yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam menjaga komitmen?

3.       Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?

 E.      Supervisi akademik dengan paradigma berpikir Coaching

Setiap kepala  sekolah dan pemimpin pembelajaran seyogyanya berfokus pada peningkatan kompetensi pendidik dalam mendesain pembelajaran yang berpihak pada murid yang bertujuan pada pengembangan sekolah sebagai komunitas praktik pembelajaran. Seorang supervisor memahami makna dari tujuan pelaksanaan supervisi akademik di sekolah (Sergiovanni, dalam Depdiknas, 2007):

  1. Pertumbuhan: setiap individu melihat supervisi sebagai bagian dari daur belajar bagi pengembangan performa sebagai seorang guru,
  2. Perkembangan: supervisi mendorong individu dalam mengidentifikasi dan merencanakan area pengembangan diri,
  3. Pengawasan: sarana dalam monitoring pencapaian tujuan pembelajaran.

Tujuan supervisi akademik ini terpadu dan integral, tidak mengesampingkan tujuan yang satu dari yang lainnya.

Dalam setiap interaksi keseharian di sekolah, seorang pemimpin pembelajaran dan sekolah perlu menghidupi paradigma berpikir yang memberdayakan bagi setiap warga sekolah dan melihat kekuatan-kekuatan yang ada dalam komunitasnya. Melalui supervisi akademik potensi setiap guru dapat dioptimalisasi sesuai dengan kebutuhan yang nantinya dapat membantu para guru dalam proses peningkatan kompetensi dengan menerapkan kegiatan pembelajaran baru yang dimodifikasi dari sebelumnya. Dan salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut adalah melalui percakapan coaching dalam keseluruhan rangkaian supervisi akademik.

Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi:

  1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru
  2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu
  3. Terencana
  4. Reflektif
  5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati
  6. Berkesinambungan
  7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik

 

Selasa, 24 Oktober 2023

Berkarya, Berbagi, dan Berkolaborasi

 

Berkarya, Berbagi, dan Berkolaborasi “Pembelajaran Interaktif Memanfaatkan Gawai”

         A.   Inovasi Pembelajaran


Strategi yang digunakan guru untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid harus memperhatikan keunikan masing-masing perserta didik, diantaranya terkait dengan keragaman peserta didik yang terbagi  dalam kategori audio, visual, dan kinestetik. Pembelajaran interaktif merupakan pembelajaran yang melibatkan aktifitas partisipatif dan komunikatif antara guru dan siswa, yang memungkinkan siswa untuk secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran.

Peserta didik di SMA Negeri 1 Belik sebagian besar telah memiliki gawai (handphone) yang diperbolehkan dipergunakan saat pembelajaran di kelas, namun masih banyak peserta didik yang memanfaatkan gawai yang dimiliki bukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Sehingga hal ini menjadi pertimbangan penulis dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan agar gawai peserta didik dapat digunakan secara optimal dalam menunjang kegiatan pembelajaran dan pembelajaran terjadi secara interaktif dan menarik.

Melihat suasana kelas yang belum tercipta suasana yang menyenangkan dan menarik bagi peserta didik memberikan tantangan bagi saya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna dan berpusat pada peserta didik. Peserta didik sebagian besar memiliki gawai maka saya memanfaatkan kegemaran peserta didik dengan pembelajaran menggunakan gawai (handphone) sehingga gawai yang dibawa peserta didik mendukung pembelajaran. Saya akan merancang media pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik dengan gawai mereka dan dapat digunakan untuk ice breaking, jajak pendapat, presentasi materi, dan asesmen sehingga terjadi pembelajaran interaktif dan menarik bagi peserta didik.

Multimedia pembelajaran interaktif (MPI) dan media Classpoint menjadi media yang digunakan oleh penulis dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan sarana komunikasi  dengan seluruh peserta didik dalam satu waktu. Dengan MPI peserta didik dapat mempelajari materi, latihan, dan soal evaluasi secara mandiri dengan gawai yang dimiliki. Dengan media Classpoint semua peserta didik dapat menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan secara bersamaan sehingga menjadi media yang efektif serta menarik bagi peserta didik karena semua peserta didik dapat menyampaikan ide/jawabannya. Media ini juga dapat digunakan untuk melakukan penilaian.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan berpusat pada murid, sehingga keterlibatan peserta didik menjadi pertimbangan utama dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan salam pembuka, do’a dan ice breaking. Kegiatan ice breaking  saya siapkan dalam powerpoint yang telah terintegrasi dengan classpoint.  Kegiatan inti pembelajaran menggunakan sistem diskusi kelompok untuk memberi ruang peserta didik dalam mengemukakan ide dan pendapatnya, bekerjasama, kreatif, dan berkolaborasi dengan peserta didik yang lain. Media pembelajaran MPI menjadi salah satu referensi yang dapat digunakan peserta didik dalam diskusi selain referensi dari buku, video, maupun dapat mencari referensi dari sumber lain.

Hasil atau produk yang dihasilkan peserta didik dari hasil kerja kelompok memiliki keberagaman sesuai dengan kemampuan dan kreativitas masing-masing kelompok. Hasil tersebut diantaranya yaitu: slide presentasi, poster, video, dan rekaman suara. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan mendapat tanggapan dari kelompok lain.

Di akhir kegiatan pembelajaran dilakukan kegiatan refleksi, umpan balik, dan  penilaian. Refleksi pembelajaran dan umpan dilakukan bersama-sama peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih baik untuk selanjutnya. Refleksi dan umpan balik dapat dilakukan secara lisan dan juga dilakukan dengan menggunakan slide presentasi dengan classpoint dan dapat ditampilkan secara langsung (live).

Hasil (respon) peserta didik yang telah terhimpun baik berupa jajak pendapat, asesmen, maupun refleksi pembelajaran akan tersimpan otomatis dalam slide power point dan tersimpan di awan (cloud) sehingga dapat dibuka kapan saja untuk memeriksa respon tersebut.

Penggunaan media multimedia pembelajaran interaktif  dan slide powerpoint classpoint dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan peserta didik yang lebih aktif saat pembelajaran dan terjadi interaksi aktif dari peserta didik selama proses pembelajaran.

B.    Berbagi Praktik Baik Inovasi Pembelajaran

Berbagi praktik baik dapat dimaknai sebagai konsep di mana individu, organisasi, atau komunitas berbagi pengalaman, pengetahuan, dan tindakan yang telah terbukti berhasil dengan prang lain dengan tujuan untuk meningkatkan hasil, kualitas, atau kinerja terkait hal yang dibagikan. Beberapa poin penting yang ada dalam berbagi praktik baik diantaranya adalah transfer pengetahuan/pengalaman, memperbaiki kineja, kolaborasi, meningkatkan inovasi, serta pembelajaran berkelanjutan.

Kegiatan berbagi yang dilakukan oleh penulis pada kegiatan pelatihan PembaTIK level berbagi dan berkolaborasi yaitu:

1.     Webinar Quizizz

Kegiatan diadakan pada hari Kamis tanggal 11 Oktober dalam acara webinar dengan pemandu Quizizz Super Trainer 2023 yaitu Suminarsih dan Siti Jumilati. Kegiatan yang dilakukan adalah berbagi dan belajar bersama mengenal dan menyiapkan asesmen dengan menggunakan fitur Artificial Intelligence (AI) yang ada pada quizizz dan diikuti oleh 38 peserta.

2.     Diklat Inovasi Pembelajaran di KKG Pattimura

Kegiatan ini dilakukan secara luring pada tanggal 14 Oktober 2023 bertempat di SD 16 Mulyoharjo, Pemalang. Kegiatan diikuti oleh 51  peserta yang berasal dari 8 Sekolah Dasar yang berada di bawah naungan KKG Pattimura dengan tema yang dipelajari adalah menyusun media pembelajaran digital dengan Canva. 

Peserta mempraktikkan membuat bahan ajar dengan perangkat yang telah disiapkan secara mandiri oleh peserta baik dengan laptop maupun gawai (HP). 

          3.     Webinar Batik Priyangan

Kegiatan webinar dilaksanakan tanggal 17 Oktober 2023 dilakukan mulai pukul 13.00 WIB dengan pengisi materi adalah kelompok 1: Suminarsih (penulis), Robert Syarifudin, dan Maulida Azkiya Rahmawati. Tema yang diangkat pada webinar  ini adalah: Berbagi Praktik Baik Pembelajaran Inovatif yang Menyenangkan” dan disingkat dengan “Batik Priyangan”. Pada webinar kali ini dibuka oleh Duta Teknologi tahun 2021 yaitu Ibu Anita Sukarini. Kegiatan berbagi pada webinar “Batik Priyangan” diikuti kurang lebih 70 an peserta dari berbagai daerah. Ragam materi dari ketiga narasumber meskipun dnegan tema yang sama dapat dibawakan dengan baik dan mendapat umpan balik positif dari peserta kegiatan. Tidak hanya menyampaikan materi saja namun ada sesi tanya jawab sebagai wahana interasi dan umpan balik.

4. Observasi PembaTIK Bersama MGMP Matematika Kabupaten Blora

Kegiatan tersebut diadakan pada hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023 mulai pukul 12.30 WIB. Sekitar 38 peserta yang mengikuti kegiatan Observasi PembaTIK yang didalamnya dilakukan kegiatan berbincang-bincang santai terkait perjalanan penulis dalam mengikuti PembaTIK dari tahun ke tahun dan hingga dapat menjadi salah satu peserta PembaTIK level 4 tahun 2023.

5.     Webinar Bersama Komunitas Belajar.id Kota Tegal

Pada hari Rabu tanggal 18 Oktober 2023 penulis berbagi dan berkolaborasi bersama Komunitas Belajar.id Kota Tegal yang diketuai oleh Bapak Agus Nisfan, M. Kom dengan acara webinar yang mengangkat tema: "Pembuatan Multimedia Interaktif Menggunakan Canva". Kegiatan webinar yang diikuti sebanyak 57 peserta yakni mempraktikkan pembuatan  media ajar yang lebih inovatif dan memanfaakan akun belajar.id dengan Canva.

6. Webinar Komunitas Pelatihan Guru Digital (PGD) Pemalang

Webinar dengan tema: “Pendampingan Pelaksanaan P5 Kabupaten Pemalang” pada hari Kamis tanggal 19 Oktober 2023.  Membahas tentang seluk beluk P5 dengan durasi 2 jam terasa sangat singkat, namun kegiatan webinar ini mampu memberikan pencerahan kepada sekitar 68 peserta yang hadir. Tema ini diangkat dengan latar belakang masih banyak pendidik yang belum memahami apa dan bagaimana pembelajaran P5. Banyak miskonsepsi-miskonsepsi tentang pembelajar P5 yang saat ini telah dilaksanakan di satuan pendidikan.

7.   Webinar Penyusunan Bahan Ajar Interaktif MPI

Kegiatan webinar yang diadakan pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2023 kali ini yang diadakan kolaborasi antara Komunitas Guru Penggerak Biak Numfor Provinsi Papua dan Komunitas Pelatihan Guru Digital (PGD) Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Mengusung tema “Penyusunan Bahan Ajar Interaktif MPI” sekitar 38 peserta pada kegiatan webinar menyimak dan berinteraksi aktif pada pemaparan materi yang langsung dipraktikkan membuat bahan ajar multimedia pembelajaran interaktif (MPI) dengan Canva.

8..     Webinar bersama Sahabat Teknologi dan Komunitas Belajar.id Kapuas

Kegiatan ini berlangsung pada hari Selasa tanggal 24 Oktober 2023. Webinar kali ini dengan narasumber kolaborasi Sahabat Teknologi dari Kalimantan Tengah yaitu Gufron Firmansyah, Sahabat Teknologi dari Kalimantan Selatan yaitu Ferry Meirliyanto, dan Sahabat Teknologi dari Jawa Tengah yakni Suminarsih(penulis). Peserta kegiatan berjumlah 27 menyimak pemaparan materi yang disertai praktik dan berlangsung tanya jawab yang interatif dengan narasumber.


    Inovasi pembelajaran dan berbagi praktik baik yang penulis lakukan dapat dilihat (diakses) dari video berikut ini:



#pusdatinKemendikbudristek
#BLPTKKemendikbudristek
#MerdekaBelajar
#PembaTIK2023
#SahabatTeknologiKemendikbudristek
#platformmerdekamengajar

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...