Rabu, 17 Juni 2020

Puasa Bersama Bapak part_8


Part_8



“Assalamu”alaikum...,” salam terdengar dari balik pintu.

Rian berlari kecil menuju pintu untuk mempersilahkan Dul dan kedua orangtuanya masuk. Tak biasanya mereka bertiga datang bersamaan di rumahnya. Biasanya hanya Dul sendirian yang mengantar makanan untuk ia dan bapak berbuka, atau Bude Ani yang ke rumahnya ketika Dul sedang bermain bersamanya.

“Malah bengong Rian?”

Dul melambaikan tangannya di depan wajah Rian yang terkejut melihat mereka bertiga sore itu. Andi dan Ani langsung masuk ke dalam untuk menata makanan yang telah mereka bawa ke rumah itu di meja panjang tanpa alas itu. Mereka telah membawa perlengkapan makan yang cukup untuk makan berlima.

“Bapak mana Rian?” Hasan menuju ruang belakang rumah mencari Hasan yang tidak dilihatnya di dapur ketika ia mencium aroma sedap dari dapur mungil itu.

“Hmmmmm, ada aroma sayur yang biasa dimasak Emak, sedap sekali Rian,” Ani berkata sambil menuju dapur, ia seolah kembali ke masa saat Emak masih berada di rumah itu. Dibukanya penutup kuali yang masih terlihat kepulan asap dari dalamnya, hingga aroma yang ia rindukan makin mengusik rasa rindu kebersamaan dengan Emak dan Abah. Matanya sedikit berembun ketika tangannya mulai mengangkat kuali dan memindahkan isinya ke dalam mangkuk sayur yang ada di dekat perapian.

“Ini kamu yang masak Rian?” Ani bertanya saat meletakkan semangkuk sayur ke meja.

“Bapak yang masak itu Bude, Rian mana bisa masak sayur dengan bumbu-bumbu begitu,” terang Rian yang membuat Ani terlihat mengerutkan dahinya seolah ada yang ia pikirkan tentang apa yang Rian katakan itu.

“Hasan yang membuat sayur ini,” lirih kata yang ia ucapkan, seolah ia belum yakin dengan apa yang didengarnya dari Rian. Ia pun menyusul Andi mencari Hasan yang tak ada di dapur.

Dilihatnya Andi dan Hasan sedang memandang kolam ikan di belakang rumah. “Mas Andi, Hasan, ayo masuk, sebentar lagi waktunya berbuka,” Ani memanggil keduanya yang terlihat masih asyik dengan pikiran masing-masing. Ani melihat wajah Hasan yang tak lagi datar, ada pancaran harapan untuk ia bisa kembali seperti saat dulu.

“Ayo San kita masuk dulu, sebentar lagi adzan maghrib,” Andi menarik tangan Hasan perlahan membawanya masuk ke rumah. Di meja telah tertata menu buka puasa yang terlihat istemewa. Sayur daun singkong, tempe goreng, dan sambal buatan Hasan, dan menu yang diawa Ani yakni telor balado, kerupuk, kolak pisang serta tak lupa singkong yang dimasak dengan gula merah buatan Rian.

“Tumben Dul, Pakde sama Bude mau berbuka di sini?” tanya Rian ketika ia dan Dul asyik di dapur menyiapkan minuman.

“Aku juga nggak tahu Rian, sepertinya Ibu ingin melihat perkembangan Lek Hasan yang kata kamu sudah mulai membaik.

Dari dapur Dul dan Rian membawa nampan berisi teh hangat. Minuman yang selalu menjadi pembuka untuk Andi, Ani, dan Hasan itu tak lupa selalu menemani di saat berbuka puasa. Tentu hanya membuat tiga gelas teh saja, karena keduanya tak menyukai teh. Lima gelas yang lain berisi air putih untuk mereka bersama.

Ani terlihat sibuk menata kolak ke dalam mangkuk-mangkuk kecil sambil sesekali ia memperhatikan Hasan yang duduk di seberang bangku. Ia tersenyum pada sahabat dan saudaranya itu sambil menyerahkan mangkuk berisi kolak kepadanya.

Setelah menikmati kolak pisang, mereka melaksanakan shalat magrib terlebih dahulu sebelum menyantap menu di meja itu. Hasan mengikuti semua yang dilakukan sore itu, mengikuti gerakan shalat dengan tertib. Ia tak lagi hanya berdiam di samping Rian seperti biasanya.

“Ini benar-benar sedap San, persis seperti masakan Emak,” Andi terlihat sangat menikmati sayur daun singkong itu hingga ia telah dua kali menambahkan ke dalam piringnya.

“Ternyata kamu mewarisi bakat memasak Emak San,” Ani pun tak lupa memuji kepiawaian Hasan memasak sayur. Memang dulu Hasan sering membantu Emak memasak ketika ia di rumah. Emak yang dikenal warga pandai meamasak aneka masakan sering dimintai tolong tetangga ketika mereka punya hajat. Tak hanya aneka olahan lauk dan sayur, namun berbagai makanan tradisional seperti rempeyek, rengginang, nagasari pun Emak jagonya.

Rupanya Hasan mewarisi bakat Emak dalam memasak, Ani baru tahu sekarang, meski dulu Emak pernah bilang kalau Hasan sering memasak untuk Abah dan dirinya ketika Emak sedang diminta tetangga masak di rumah mereka. Ani juga pernah mendengar Suci sering meminta Hasan memasak saat ia sedang mengandung dulu. Suci tak mau makan ketika ia tak mendapati masakan yang dibuat suaminya itu. “Pantas saja kalau Suci ngidam masakan Hasan,” bisik hati Ani sambil tersenyum.

“Ibu kok senyum-senyum sendiri,” Dul heran melihat ibunya makan sambil tersenyum.

“Ibu ingat Emak sama Abah,” Ani menyembunyikan apa yang ia sedang pikirkan saat itu.

Malam yang begitu hangat terasa di gubug kecil itu, sehangat hati Rian yang kian bersinar melihat binar harapan di wajah Bapak. Tak putus do’a untuk Mbah Kakung dan Mbah Putri ia panjatkan, dan tentu do’a untuk Bapak. Pinta terbaik untuk kesembuhan Bapak, menjadi satu-satunya orang yang ia miliki di rumah kecil itu. Harapan bersama do’a-do’a pada pemilik semesta.

Jumat, 12 Juni 2020

Pengalaman n Ngeblog Mr. Bams


Kisah Ngeblog di Wordpress



Blog menjadi salah  satu  media  yang dapat digunakan dalam aktivitas tulis menulis. Menulis dan membaca menjadi bagian penting dalam dunia literasi. Penulis yang baik tentulah seorang yang gemar membaca. Sumber bacaan tidak hanya dengan media cetak, namun juga media elektronik, salah satunya adalah blog.

Materi belajar menulis kali ini akan disampaikan oleh narasumber yang telah menekuni dunia “ngblog” sejak masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Tentu tak diragukan lagi banyaknya pengalaman yang telah beliau rasakan di dunia “Blog” Kita akan menyimak penuturan Bapak Bambang Purwanto, yang biasa kita panggil dengan sebutan “Mr. Bams” dan menjadi moderator pada kegiatan Belajar Menulis.

Perkenalan dimulai dari cerita beliau ketika terlahir sebagai anak kembar dengan saudara kembar perempuan beliau.

“Ngeblog” dimulai beliau sejak berada di SMP Taruna Bakti yakni tahun 2009 yang saat itu beliau diminta gurunya untuk membimbing ekstra kurikuler “Blog” dengan menggunakan multiply.

Saat ini Mr. Bams adalah seorang konsultan di perusahaan pemetaan sebagai tenaga administrasi yang mengoperasikan komputer. Menyukai dunia menulis membawa beliau juga menjadi seorang pendongeng sejak tahun 2003. Mendongeng memerlukan banyak bahan bacaan sehingga  pada tahun 2011 beliau membuat Taman Baca di rumah sendiri.

Sejak tahun 2011 itu label “Pegiat Literasi” telah melekat dari diri Mr. Bams yang juga dikenal dengan Gol A Gong, penulis hebat “Balada si Roy”. Pendiri dari sebuah taman bacaan keren bernama “Rumah Dunia”.

Prestasi di bidang literasi telah beliau raih ketika tahun 2019, SMP beliau Taruna Bakti  mendapat juara Literasi Kategori Utama yang saat itu Mr. Bams sebagai Ketua Tim Literasi. Beliau juga mendapat Anugerah Penggiat Literasu dari Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Di tahun yang sama, 2019 Mr. Bams mengikuti ajang Guru Inspiratif Een Sukaesih dan masuk enam besar, mendapatkan penghargaan dari Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat dan Bapak Gubernur.

Apa tujuan ngeblog?

Tujuan membuat Blog bagi Mr. Bams adalah:

1.      Malu sebgai guru TIK nggak punya blog

2.      Malu sebagai penggiat literasi nggak punya blog

3.      Berbagi pengalaman

4.      Menyimpan tulisan sepanjang zaman (bukan sepanjang hayat)

5.      Menghasilkan rupiah

Apa saja isi dari blog?

1.      Isilah yang disukai

Senang menulis cerpen, tulislah cerpen. senang puisi tulis puisi, dll.

2.      Isilah yang bisa membantu orang lain, tidak hanya pengetahuan atau informasi.

Sebagai contoh apa yang beliau lakukan dengan OmJay, dengan membuat daftar hadir untuk peserta Belajar Menulis saat ini.

“Lakukan apa yang mau dan bisa kita lakukan. Banyak orang yang bisa tapi kadang tidak mau melakuakannya. Bermodal mau maka akan menjadi bisa.” Terang Mr. Bams.

Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, diantaranya sebagai berikut:

1.      Bagaimana agar bisa fokus menulis di blog?

Berdamailah dengan diri sendiri, buatlah target menulis. Seminggu sekali, dua hari sekali, atau setiap hari. Tingkatkan intensitasnya jika telah terpenuhi.

2.      Apakah perbedaan menulis di blog satu dengan yang lain?

Menulis di blog bisa dimana saja, ada blog.spot, ada wordpress, dan ada juga di web. Semua tergantung selera. Boleh punya blog lebih dari satu, perlu mengelola blog yang dimiliki.

3.      Apa kendala ngeblog?

Pertama jaringan yang tidak bersahabat, padahal kita mau posting.

Kedua adalah habis ide, solusinya dengan membaca.

4.      Bagaimana agar blog yang kita miliki banyak dikunjungi?

Pertama, tergabung dalam komunitas

Kedua, sering memperkenalkan blog kita kepada yang lain di sosial media kita.

Ketiga, rajin berkunjung ke blog orang lain.

Keempat, buat blog kita untuk membantu orang lain.

5.      Bagaiman sebuah blog bisa mendatangkan rupiah?

Sebagi contoh, kita punya keahliah atau punya barang, promosikan di blog tersebut.

6.      Apa bedanya blog berbayar dan blog gratis?

Perbedaan fasilitas, penampilan  berbeda. Yang penting optimalkan saja yang ada, tidak usah pilih berbayar kecuali ingin naik kelas.



Terus menulis, menulis yang bermanfaat untuk pembaca, bangun komunitas agar tulisan kita memiliki banyak pembaca. Menulis, menulis, dan menulis.


Senin, 08 Juni 2020

Guru Inspiratif Emi sudarwati


Pegiat Literasi Guru dan Siswa



Menjadi teladan dalam berliterasi tak hanya untuk sesama pendidik, namun akan sangat berpengaruh bagi siswa yang diajar. Menjadikan literasi sebagai sebuah kebutuhan bagi generasi muda tentu akan menjadikan generasi yang semakin berkualitas. Literasi menulis salah satu keterampilan yang harus diasah dengan banyak latihan yakni dengan banyak membaca dan menulis.

Belajar Menulis kali ini mendatangkan narasumber yang telah melahirkan ratusan buku yang ditulis solo maupun antologi bersama guru maupun siswa. Emi Sudarwati, guru Bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Baureno Bojonegoro, Jawa Timur. Lahir di Lamongan, 20 November 1975, Juara I Lomba INOBEL kategori Sorak(Seni, Olah Raga, Agama, Muatan Lokal dan Bimbingan Konseling) tahun 2016. Penerima penghargaan Guru Kreatif Balai Bahasa jawa Timur tahun 2015.

Menjadi penggerak literasi bersama siswa-siwanya hingga menjadi perhatian banyak sekolah setelah dikabarkan oleh Harian Radar Bojonegoro sehingga buku-buku tulisan beliau dan para siswa banyak dicari untuk dibaca dan belajar menulis. Langkah beliau menginspirasi sekolah-sekolah lain, dan diliput oleh berbagai media.

Tahun 2015, beliau mendapat tugas untuk mengikuti lomba Inobel tingkat nasional dan berhasil masuk sebagai salah satu finalis yang berjumlah 102 peserta seluruh Indonesia. Pengalaman tahun itu menjadi sebuah kebanggaan karena dapat belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh Indonesia.

Tahun 2016, beliau mengikuti seleksi Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro dan mendapatkan hasil sebagai juara ketiga. Di tahun tersebut, beliau juga kembali mengikuti seleksi Karya Inobel atas keinginan pribadi berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Bukan dengan karya baru, namun karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri hingga memperoleh hasil sebagai Juara I Inobel kategori Sorak.

Pengalaman di Negeri Belanda mengikuti short Course, dari hasil kejuaraan Inobel. Belajar sistem pembelajaran di negeri kincir angin, berkunjung ke dua Universitas terbaik yaitu Windesheim dan Leiden, ke sekolah-sekolah terbaik serta berwisata.

Pulang dari negeri Belanda, masih diberi anugerah mengikuti workshop menulis jurnal di Bali. Selain dapat menikmati keindahan pulau Bali, peserta mendapat materi merubah naskah Inobel menjadi Jurnal yang diberi nama DEDAKTIKA.

Tahun 2017, beliau diundang mengikuti workshop Literasi di Kota Batam dan mampir ke negara tetangga yakni Singapura dan menghasilkan sebuah karya berjuful “Dag Dig Dug Singapura.

Bersama-sama alumni peserta Inobel, belaiu menulis dalam satu buku dan menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif. Tidak hanya melahirkan karya ilmiah, namun berbagai kumpulan cerita inspiratif, berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, dan lain-lain. Saat ini grup Patungan Buku Inspiratif lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (satu Buku Siswa Indonesia).

Tahun 2018, beliau merubah nama grup menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI)

Hal itu dilakukan karena sejak tahun 2018, lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI. Beberapa undangan dari daerah-daerah mulai berdatangan, sehingga beliau hanya menerima undangan sebagai narasumber pada hari Sabtu-Minggu atau Jum’at sore.

Beliau juga aktif sebagai penulis di Pusat Belajar Guru(PBG) Bojonegoro, aktif di PGRI, sebagai jiri Lomba menulis buku, memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar dan lebih kreatif dalam menulis. Menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media. Dengan terus menenrus mengirimkan karya, berarti terus menerus belajar, belajar meminimalisir kesalahan.

Tahun 2019, beliau mengawali terbitnya buku “Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku”. Karya yang ditulis berrdua dengan suami beliau agar ikatan pernikahan semakin bahagia. Terus menulis dan menerbitkan buku baik buku solo maupun antologi.

Saat ini beliau mengelola TBM Kinanthi.

Dalam menerbitkan buku, beliau bekerjasama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan Praktek Mandiri). Berbagai naskah dapat diterbitkan di penerbit tersebut, sesuai dengan ketentuan.



Menjadi sosok “Guru” yang telah membuktikan dirinya sebagai tauladan dan menjadi penggerak literasi bagi guru maupun siswa patut kita teladai dari Ibu Emi Sudarwati. Ratusan karya menjadi bukti, prestasi tak diragukan lagi.

Menjadi guru Inspiratif, berkarya dan terus menulis.

Penglaman Menerbitkan Buku Bunda Astuti


Pengalaman Bunda Sri Sugiastuti



Tidak ada kata terlambat dalam belajar. Belajar bukan hanya monopoli milik kawula muda atau anak-anak yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa. Memulai menulis pun tak harus ketika seseorang masih berusia muda, siapapun dan dari usia berapapun bisa memulai menulis. Meski usia tak lagi muda, tak menghalangi semangat seorang penulis untuk memulai dunia kepenulisan. Pengalaman dari narasumber kali ini akan menambah motivasi kita semua untuk semakin mencintai dunia menulis dan menerbitkan buku.

Narasumber kita kali ini adalah Ibu Sri Sugiastuti, yang lahir pada tanggal 8 April 1961. Menghabiskan masa kecilnya di Jakarta dan mengenyam pendidikan S1 Bahasa Inggris di UNS Surakarta. Setelah mengajar di Jakarta, beliau kembali ke kota Solo pada tahun 1990 hingga sekarang dan menyelesaikan pendidikan S2 Bahasa Inggris. Dari masa inilah beliau mulai menulis yakni tahun 2010 dengan buku “SPMU Ujian Nasional Bahasa Inggris unyk SMK” penerbit Erlangga dan buku antologi “Diary Ketika Buah Hati Sakit”.

Banyak buku yang telah beliau tulis baik buku solo maupun keroyokan dengan penulis-penulis lain. Aktif menulis di blog Gurusiana dan berbagai komunitas menulis lainnya.

Dimulai dengan ice breaking untuk membuat lebih fokus peserta dalam menyimak materi yang akan diberikan narasumber.

Penyampaian materi dilakukan dengan rekaman suara, diawali dengan cerita awal beliau mulai menulis yakni saat pendidikan S2 dengan usia yang sudah hampir mendekati usia lima puluh tahun.

Sebuah buku yang memotivasi beliau yang berjudul “Menulis Itu Gampang”, yang akhirnya membuat sebuah keyakinan bahwa bisa menulis.

Dilanjutkan cerita beliau tentang penulisan buku pendalaman materi yang diterbitkan oleh penerbit Mayor Erlangga yang ditulis bersama rekan di MGMP Bahasa Inggris. Dari buku tersebut beliau merasakan kepuasan menulis buku yang bertaraf nasional dan digunakan oleh siswa tingkat akhir serta mendapatkan royalti. Hasil penjualan buku yang tergolong laris manis dan akhirnya keluar edisi revisi dan digunakan hampir di seluruh Indonesia.

Pengalaman selanjutnya tentang menulis di Penerbit Indie yang dimulai tahun 2009 dengan nama pena Astutiana Mujono merujuk pada beberapa nama blog seperti Kompasiana. Buku yang berkisah tentang kehidupan orangtua beliau masih remaja bertemu, hingga usia beliau saat itu lima puluh tahun dengan tebal buku lebih dari empat ratus halaman.

Selain itu juga dibarengi dengan menulis buku-buku antologi di berbagai komunitas dengan berbagai tema sekitar dua puluh lima buku. Dengan menulis di antologi dapat belajar tentang berbagai macam tulisan dari teman-teman dan kita dapat memiliki ciri kepenulisan sendiri.

Proses menulis dan menerbitkan buku sendiri mendatangkan pengalaman yang membawa beliau bertemu dengan penulis-penulis lain. Buku pertama beliau “Biografi Mini” menjadi dasar dan rujukan beliau dalam menulis buku-buku berikutnya dengan mengembangkan ide. Rasa  ingin tahu yang besar menjadi motivasi beliau menulis hingga mendatangkan mentor menulis untuk mengajari beliau menulis.

Dunia penulisan yang bearagam dan beliau ikuti digunakan sebagai ajang silaturahim dan bertemu dengan sesama penulis. Pengalaman itu membuat beliau akhirnya sering diajak mengisi acara dan berbagi serta acara brdah buku.

Sebuah buku yang diterbitkan penerbit Indie yang berjudul “The Storie of Wonder Woman” yang dicetak lebih dari seribu eksemplar. Sebuah buku berjenis faksi dengan latar “True Story” dengan tujuan untuk memotivasi perempuan-perempuan lain untuk tetap semangat, sabar, dan ikhlas ketika menghadapi cobaan.

Tahun 2014, buku beliau masuk nominasi nasional berjudul “Perempuan Terbungkas” sebuah novel berkisah tentang perempuan yang hidup di era tahun tujuh puluhan dengan kehidupan yang pelik tentang seorang anak yang dibuang orangtuanya hingga mendapatkan kehidupan yang bahagia.

Buku parenting “Merawat Harapan” juga masuk nominasi sepuluh besar, yang menggambarkan bagaimana cara mengasuh anak dari usia dini hingga dewasa.

Buku  menjadi jejak atau bukti sejarah dan pemikiran-pemikiran yang bisa berguna untuk orang lain.

Berbagai jenis buku beliau tulis hingga menulis tentang “skyber” menjadi sebuah novel berjudul “Tipuan Asmara” dengan tujuan mengedukasi pengguna media sosial untuk berhati-hati agar tidak menjadi korban kejahatan di media sosial.

Kegiatan beliau di banyak komunitas yaitu: Sahabat Pena Kita, Pegiat Literasi Nasional, dll yang berjumlah sekitar dua puluh lima grup menulis.



Pengalaman yang luar biasa dari Ibu Sri Sugiastuti, semangat yang patut memnjadi contoh bagi kita semua untuk selalu berkarya, menulis dan menerbitkan buku serta di media elektronik. Keteladanan seorang Ibu dalam mendidik putra putrinya, perjalanan hidupnya yang dapat kita baca dari tulisan-tulisan beliau menjadi bukti eksistensi beliau dalam bidang literasi.

Sabtu, 06 Juni 2020

Buku dari PTK


PTK Menjadi Buku

           

Salah satu hal yang dilakukan penulis setelah menulis adalah mengumpulkan tulisannya hingga menjadi sebuah buku yang diterbitkan. Tulisan dapat berupa tulisan fiksi, faksi, maupun tulisan ilmiah. Salah satu jenis tulisan ilmiah dapat berasal dari Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh guru untuk mendapatkan solusi bagi kelas yang diajarnya ini tak hanya bisa tersipan dalam bentuk laporan saja, namun dapat dibukukan. Bagaimana teknik mengubah PTK menjadi buku akan kita pelajari bersama narasumber Ibu Hati Nurahayu kali ini.

Materi disampaikan oleh Hati Nurahayu, S. Pd, Pengajar IPA SMP Plus Al –Amanah, Bandung. Lahir di Bandung, 01 Agustus 1980 dan beberapa kali menjadi finalis dalam event Inobel. Banyak buku yang telah beliau tulis dan diterbitkan baik di penerbit Mayor maupun penerbit Indie, dan saat ini beliau mengelola penerbitan yakni Tata Akbar.



Langkah awal untuk membuat buku dari  PTK adalah mengubah ke versi buku terlebih dahulu. Sistematika dari PTK yaitu terdiri dari beberapa bab yaitu Pendahuluan, Kajian Pustaka, Pelaksanaan, Hasil dan Pembahasan serta Kesimpulan dan Saran diubah tampilan dalam bentuk buku sehingga lebih enak dinikmati pembaca.

Memperbanyak isi materi variabel bebasnya dari kata kunci judul buku atau lebih memperluas isi bacaan berdasarkan sumber yang relevan perlu dilakukan.

Modal awal untuk bisa menyusun PTK bagi guru adalah menentukan latar belakang. Hal ini yang akan menggerakkan PTK yang akan dilakukan.

Dari PTK dapat dibuat artikel yang diterbitkan untuk Jurnal dan dapat dibuat menjadi buku. Sebuah buku akan memiliki manfaat sebagai bahan literasi bacaan pendidik lain dan menjadi referensi untuk menyususn PTK pendidik lain.

Banyak versi dan ciri khas setiap guru dalam menyusun PTK sehingga dalam menerbitkan buku dari PTK, penulis diharapkan telah mengubah PTK nya menjadi selayaknya buku yang lebih oke penampakannya untuk dibaca dan lebih menarik.

Dalam menentukan judul dari buku yang berasal dari PTK dapat mengambil inti dari PTK tersebut.

Ketika PTK diubah menjadi buku boleh dilakukan dari sebuah PTK atau beberapa PTK dengan penulis yang berbeda, karena buku dan PTK memiliki nilai yang berbeda. Hal yang selalu diingatkan narasumber adalah memperbanyak isi materi bahasan.

Berapa jumlah halaman untuk sebuah buku dari PTK?

Kisaran jumlah halaman yang memadai untuk kepentingan angka kredit adalah 700 halaman, jelas narasumber.

Banyak membaca buku-buku best seller menjadi kunci bagi editor untuk dapat membuat tulisan menjadi menarik dan enak dibaca. Melihat bagaimana  buku – buku best seller menyajikan materi yang menarik dan melihat tata letak buku tersebut menjadi acuan dan referensi untuk menampilkan buku dari PTK.

Setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sehingga penulis bebas tentang bagian mana yang akan ditambah dan dihilangkan dari PTK ketika menjadi sebuah buku. Yang diutamakan adalah pembaca dapat memahami isi buku kita secara lengkap dan mengena.

Penulis yang literasinya banyak akan menjadikan buku nya juga semakin bagus.

Banyak peserta menanyakan tentang siklus pada penyususnan PTK pada materi kali ini.

Siklus PTK, jika dua siklus sudah terjadi peningkatan tidak perlu dengan siklus ketiga kalau siklus akhir menurun, lakukan refleksi an tindakan lagi. Variabelnya jangan terlalu banyak, fokus pada satu variabel dan mendalam pembahasannya.

Mengolah kalimat PTK, jangan ada kata-kata laporan PTK dari kata pengantar atau pembuka buku.



Melakukan Penelitian Tindakan Kelas, dapat menghasilkan beberapa hal yang sangat bermanfaat bagi guru, yaitu dapat mengatasi masalah yang ada di kelasnya, dapat menghasilkan laporan PTK yang bisa diseminarkan dan dipublikasikan dalam bentuk jurnal dan juga bisa disusun menjadi sebuah buku. Semua rangkaian ini dapat menjadi tabungan seorang guru yang membutuhkan Penilaian Angka Kredit(PAK) yang sangat berguna untuk proses Kenaikan Pangkat.

Lakukan penelitian....tuliskan hasil PTK dan bukukan.




Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...