Senin, 08 Juni 2020

Guru Inspiratif Emi sudarwati


Pegiat Literasi Guru dan Siswa



Menjadi teladan dalam berliterasi tak hanya untuk sesama pendidik, namun akan sangat berpengaruh bagi siswa yang diajar. Menjadikan literasi sebagai sebuah kebutuhan bagi generasi muda tentu akan menjadikan generasi yang semakin berkualitas. Literasi menulis salah satu keterampilan yang harus diasah dengan banyak latihan yakni dengan banyak membaca dan menulis.

Belajar Menulis kali ini mendatangkan narasumber yang telah melahirkan ratusan buku yang ditulis solo maupun antologi bersama guru maupun siswa. Emi Sudarwati, guru Bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Baureno Bojonegoro, Jawa Timur. Lahir di Lamongan, 20 November 1975, Juara I Lomba INOBEL kategori Sorak(Seni, Olah Raga, Agama, Muatan Lokal dan Bimbingan Konseling) tahun 2016. Penerima penghargaan Guru Kreatif Balai Bahasa jawa Timur tahun 2015.

Menjadi penggerak literasi bersama siswa-siwanya hingga menjadi perhatian banyak sekolah setelah dikabarkan oleh Harian Radar Bojonegoro sehingga buku-buku tulisan beliau dan para siswa banyak dicari untuk dibaca dan belajar menulis. Langkah beliau menginspirasi sekolah-sekolah lain, dan diliput oleh berbagai media.

Tahun 2015, beliau mendapat tugas untuk mengikuti lomba Inobel tingkat nasional dan berhasil masuk sebagai salah satu finalis yang berjumlah 102 peserta seluruh Indonesia. Pengalaman tahun itu menjadi sebuah kebanggaan karena dapat belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh Indonesia.

Tahun 2016, beliau mengikuti seleksi Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro dan mendapatkan hasil sebagai juara ketiga. Di tahun tersebut, beliau juga kembali mengikuti seleksi Karya Inobel atas keinginan pribadi berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Bukan dengan karya baru, namun karya lama yang diedit, dengan tambahan sesuai yang diberikan oleh dewan juri hingga memperoleh hasil sebagai Juara I Inobel kategori Sorak.

Pengalaman di Negeri Belanda mengikuti short Course, dari hasil kejuaraan Inobel. Belajar sistem pembelajaran di negeri kincir angin, berkunjung ke dua Universitas terbaik yaitu Windesheim dan Leiden, ke sekolah-sekolah terbaik serta berwisata.

Pulang dari negeri Belanda, masih diberi anugerah mengikuti workshop menulis jurnal di Bali. Selain dapat menikmati keindahan pulau Bali, peserta mendapat materi merubah naskah Inobel menjadi Jurnal yang diberi nama DEDAKTIKA.

Tahun 2017, beliau diundang mengikuti workshop Literasi di Kota Batam dan mampir ke negara tetangga yakni Singapura dan menghasilkan sebuah karya berjuful “Dag Dig Dug Singapura.

Bersama-sama alumni peserta Inobel, belaiu menulis dalam satu buku dan menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif. Tidak hanya melahirkan karya ilmiah, namun berbagai kumpulan cerita inspiratif, berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, dan lain-lain. Saat ini grup Patungan Buku Inspiratif lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (satu Buku Siswa Indonesia).

Tahun 2018, beliau merubah nama grup menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI)

Hal itu dilakukan karena sejak tahun 2018, lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI. Beberapa undangan dari daerah-daerah mulai berdatangan, sehingga beliau hanya menerima undangan sebagai narasumber pada hari Sabtu-Minggu atau Jum’at sore.

Beliau juga aktif sebagai penulis di Pusat Belajar Guru(PBG) Bojonegoro, aktif di PGRI, sebagai jiri Lomba menulis buku, memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar dan lebih kreatif dalam menulis. Menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media. Dengan terus menenrus mengirimkan karya, berarti terus menerus belajar, belajar meminimalisir kesalahan.

Tahun 2019, beliau mengawali terbitnya buku “Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku”. Karya yang ditulis berrdua dengan suami beliau agar ikatan pernikahan semakin bahagia. Terus menulis dan menerbitkan buku baik buku solo maupun antologi.

Saat ini beliau mengelola TBM Kinanthi.

Dalam menerbitkan buku, beliau bekerjasama dengan Majas Grup (Penerbit Majas, Dwi Putra Jawa, dan Praktek Mandiri). Berbagai naskah dapat diterbitkan di penerbit tersebut, sesuai dengan ketentuan.



Menjadi sosok “Guru” yang telah membuktikan dirinya sebagai tauladan dan menjadi penggerak literasi bagi guru maupun siswa patut kita teladai dari Ibu Emi Sudarwati. Ratusan karya menjadi bukti, prestasi tak diragukan lagi.

Menjadi guru Inspiratif, berkarya dan terus menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...