Rabu, 29 April 2020

Menulis jadi Menu Harian


Jadikan Menulis Sebagai Menu Harian



Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah membutuhkan makan untuk berlangsungnya kehidupan. Makanan adalah sumber energi yang harus terpenuhi sesuai porsi berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bagaimana jika menulis juga dimasukkan dalam menu wajib yang harus dilahap oleh seorang guru?

Berkaitan dengan mewujudkan hal tersebut kali ini akan kita ikuti pelatihan di WAG Menulis Gelombang 6 yang akan dibimbing oleh narasumber Dr. Uswadin, M. Pd. Beliau adalah Pengembang Labschool. Lahir di Brebes, 15 Maret 1968, dan memiliki  Motto “Bermanfaatlah untuk sesama.”

Dibuka dengan salam yang beliau perdengarkan melalui voice di WAG. Akan memberikan materi “Kiat-kiat menulis.”

Belajar menulis di WAG kali ini dengan tema “Belajar, Belajar, dan Belajar Menulis Setiap Hari.”

Pengantar yang dituturkan narasumber dalam rekaman suara beliau kurang lebih sebagai berikut:

“Menulis memerlukan keterampilan dan kemampuan tersendiri, kalau dilakukan secara terus menerus dan belajar mengevaluasi  kelemahan diri sendiri tentu kemampuan kita menulis akan semakin baik. Kita harus mengalahkan diri sendiri, 1. mengatasi kemalasan, 2. mengatasi rasa tidak percaya diri karena merasa tulisan kita tidak berbobo, tulisan kita tidak memiliki maknat,3. kita harus menyiapkan waktu, 4. Memanfaatkan ide yang muncul yang kadang ide tadi munculnya tidak menentu baik tempat maupun waktunya, sehingga kita harus segeramenangkap ide tadi dan tulis pointer-pointer tadi dan baru kita kembangkan saat kita menulis.”

Narasumber juga memberikan contoh catatan-catatan kecil beliau dalam secarik kertas saat ide-ide beliau muncul terlintas dalam pikiran. Dari poin-poin tadi akan dibuat tulisan pada waktu dan suasana yang tepat sehingga menghasilkan sebuah tulisan yang enak dibaca dan dibagikan ke publik dengan media yang dimiliki. Hal inilah yang beliau lakukan sehingga tulisanbeliau telah dimuat oleh media online dan media cetak.

Membiasakan diri menulis di blog pribadi bisa ditingkatkan menjadi sebuah buku, hal ini juga telah belaiu buktikan dengan pengalaman-pengalaman serta tulisan-tulisan yang tersimpan dalam blog dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Tak hanya berupa tulisan yang dihasilkan dari ide-ide baliau, namun menulis syair lagu yang bisa menjadi sebuah lagu jika dinyanyikan pun mampu dibuat dengan menulis.



(Sesuai dengan tujuan diadakannya pelatihan dalam kelompok Belajar Menulis melalui media WAG ini, tentu hasil yang diharapkan adalah menulis menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan setiap hari oleh semua peserta) Tentu hal ini seperti yang dikatakan narasumber-narasumber bahwa butuh komitmen dan konsistensi diri yang kuat.

Kita lanjut menyimak sesi tanya jawab pada pertemuan kali ini, diantaranya:

1.      Apakah ada persyaratannya kalau hasil sebuah penelitian ilmiah mau dijadika buku populer?

Bisa saja, tinggal pengemasan yang lebih mudah dibaca dan dipahami, dengan cara:

a.       Mengambil latar belakang dari penelitian ditulis lagi di bagian pendahuluan dengan bahasa yang simpel saja.(Bisa dipecah menjadi 2 bab)

b.      Menyampaikan penemuan penting atau ide penting apa dari penelitian.(bisa dipecah menjadi 3 atau 4 bab)

c.       Rekomendasi apa dari penulisan tersebut dalam 1 bab.

d.      Penutup atau kesimpulan jadikan 1 bab.

e.       Tambahan gambar atau foto atau data yang membuat tulisan lebih menarik

2.      Trik apa agar tulisan kita mengalir dan memesona?

Yang penting jangan dipaksakan kalau tidak mood. Sebelum di uplood minimal baca 3 kali dan nanti akan menemukan kekurangannya.

3.      Apakah syarat mengirim tulisan ke media online?

Lihat di bagian redaksi dan tata cara mengirim artikel di media tersebut.

4.      Bagaimana strategi menulis sebuah artikel untuk dimuat media cetak?

Strateginya memantas-mataskan tulisan kita. Jika dinilai sudah layak maka akan diterima, jika tidak diterima jangan membuat kita putus harapan.

5.      Bagaimana menuangkan ide itu bisa mengalir?

Menuangkan ide agar mengalir kita buat runtutan dulu dalam konsep-konsep kita, setelah kita anggap runtut baru tuangkan dalam tulisan. Kemudian tinggal beberapa waktu 1 atau 2 jam baru kita baca lagi. (narasumber menulis memerlukan waktu 4 jam dari konsep menulis, koreksi sampai jadi)

6.      Tips-tips apa agar percaya diri dalam berkarya menulis?

Awalnya memang tidak percaya diri, tapi terus saja menulis, menulis dan belajar menulis...nanti akan mendapat kepercayaan diri. Kalau sudah terbiasa ada kenikmatan tersendiri menulis.

7.      Bagaimana caranya menulis agar terhidar dari plagiarisme, karena terkadang ide yang kita miliki mirip dengan orang lain?

Sejujurnya tidak ada yang 100% murni pemikiran kita. Jadi kalau pendapat kita sama dengan orang lain sangat mungkin, tapi kalau apa yang ditulis orang kemudian sama persis dan dianggap diklain itu tulisan kita maka itu plagiarism. Oleh karena itu kita harus mencantumkan sumbernya jika mengutip pandapat orang lain

Mahir menulis hingga tulisan enak dinikmati pembaca tidaklah datang tiba-tiba, perlu latihan menulis, menulis, menulis tiap hari. Referensi dari membaca tulisan orang lain juga akan menambah kreativitas dan melengkapi ide-ide yang kita punya. Terus menulis...menulis, dan menulis setiap hari. Jadikan menulis masuk dalam menu harian kita.

Selasa, 28 April 2020

Puasa Bersama Bapak_part2

"Bapak lagi apa?" Rian memperhatikan satu-satunya orang menemaninya selama ini dengan heran. Tak biasanya Hasan bapaknya berada di dapur. Meski tanya yang Rian ucapkan tidak akan pernah dapat jawaban dari sang Bapak, namun tanpa lelah ia terus bercerita dan mengobrol dengannya. "Aku percaya Bapak mengerti apa yang aku ceritakan,"begitu batinnya selalu berharap. 

Asap mengepul dan aroma sedap tercium begitu tutup panci dibuka oleh Bapak, Rian memperhatikan semua yang bapaknya lakukan sore itu. Ya..sesuatu yang baru kini bisa dikerjakan olehnya. Rasa bahagia memenuhi rongga dada bocah yang mulai neranjak remaja itu. 

"Sini biar Rian yang bawa ke dalam Pak,"tanpa menunggu jawaban yang tak mungkin di dapatnya ia meraih piring dari tangan bapak. Wajah bapak yang datar masih saja seperti hari-hari biasanya, namun Rian merasa kini orang yang sangat disayanginya itu sudah tak semurung biasanya.
Dua gelas teh hangat telah ia siapkan untuk mereka berdua menikmati buka puasa berteman singkong rebus yang dibuat Bapak.
"Assalamu'alaikum....."salam terdengar di depan pintu segera Rian bergegas membuka pintu dan menjawab salam. Rupanya Dul membawakan mereka makanan untuk buka. 
"Terimakasih ya, bilang sama pakdhe dan budhe,"Rian mengemasi rantang dan diberikan pada Dul. 
Dalam hening mereka menikmati buka, sesekali Rian memperhatikan Bapak. 
"Rian tadi dapat ikan saat mancing di kali ,"suara Rian memecah keheningan saat mereka duduk di depan rumah. Dengan terus mengajak Bapaknya bicara, ia yakin Bapak tak banyaknmelamun dan sedih. Terus saja semua yang ia lakukan seharian diceritakan dengan semangat pada Bapak.
Rian akan tertawa ketika hal yang ia anggap konyol terjadi, ia pun bermuka masam saat sedih dan kecewa terjadi dalam ceritanya ke Bapak.
"Ayo kita shalat isya dan taraweh dulu Pak,"Rian menuntun Bapak ke dalam.
Bapak selalu duduk diam disamping Rian saat mereka sedang beribadah menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Hanya kepada Sang Pemilik alam semesta Rian berharap keajaiban datang dalam hidupnya.

Desain Pembelajaran Modern


Bagaimana Merancang Desain Pembelajaran Modern?



Sebagai pendidik, desain pembelajaran adalah hal wajib yang harus dibuat sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bagaimana seorang guru akan membawa anak didiknya dalam memperoleh pengetahuan tergantung pada desain pembelajaran yang dimotorinya.  Perkembangan teknologi telah merambah ke segala lini kehidupan, demikian pula pada dunia pendidikan, sehingga menuntut seorang guru harus menguasai dan menerapkan teknologi dalam pembelajarannya. Desain pembelajaran yang dirancang pun tak lepas dari keterlibatan teknologi untuk membuat pembelajaran yang efektif.

Di tengah kejadian luar biasa saat ini yakni terjadinya Pandemi Virus Covid-19, sehingga semua aktivitas belajar mengajar dilakukan jarak jauh di rumah masing-masing diperlukan rancangan desain pembelajaran menggunakan komputer dan dapat diakses dengan gawai (handphone).

Hal itulah yang mendasari materi yang diberikan pada kegiatan kuliah di WA Group pada hari Selasa tanggal 28 April 2020. Materi dengan tema “Merancang Pembelajaran Modern” diberikan oleh narasumber Dr. Paidi, S. Pd., M. Pd. Lahir di Bantul, 01 Januari 1971. Beliau saat ini menjabat sebagai Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu dan Ketua MKKS SMK Kota Bengkulu serta Ketua MKKS SMK Provinsi Bengkulu. Menempuh Pendidikan S1 di IKIP Padang, S2 di Universitas Bengkulu, dan S3 di UNJ dengan Prodi Teknologi Pendidikan.



Moderator pertemuan kali ini langsung dibawakan oleh OmJay karena Mr. Bams sedang tidak bisa dihubungi.

Dimulai dengan salam dan perkenalan, dilanjutkan penyampaian materi tentang cara mendesain buku pembelajaran.

Teknik dan pendekatan yang digunakan oleh narasumber mengacu dari Prof. Atwi Suparman (mantan rektor UT) dan Dick & Carrey.

Proses perancangan Desain Pembelajaran terdiri dari  langkah-langkah sebagai berikut:

  1.Mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut.

 2. Berdasarkan data, selanjutnya perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran/bahan yang akan dirancang.

 3. Langkah ketiga adalah mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran yang akan dirancang.

 4.Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjadi target atau pemakai buku yang dirancang..

   5.Membuat rumusan tujuan instruksional khusus

(istilah instruksional khusus berdasarkan sumber asli yang dikarang oleh Dick&Carrey yautu instructional)

  6.Melakukan penyusunan TES
7. Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini narasumber merancang pembelajaran blended learning)

8.      Mengembangkan dan memilih bahan instruksional.

Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori Hannafin.

9.      Setelah draft tersedia langkah selanjutnya evaluasi formatif sebagai berikut: a. One-to-expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Mteri, pakar Bahasa); b. One-to-one leaner (melibatkan 3 orang siswa yang berasal dari siswa peringkat atas, menengah, dan bawah); c. Evaluasi small group (melibatkan sekitar 9 siswa berasal dari kelompok menengah dan bawah); d. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan sekitar 30 siswa dari kelompok atas, menengah, dan bawah. Setiap tahapan ini dinamakan prototipe bahan pembelajaran.


10.  Langkah terakhir adalah Evaluasi Sumatif, sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.

Sedangkan untuk buku pembelajaran yang diirancang untuk keperluan penerbit biasanya pihak  penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu, sehingga jika penulisnya  ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.


Beberapa hal yang dibahas pada sesi tanya jawan diantaranya:

1.      Bagaimana cara praktis mendesain pembelajaran seperti di SMK di tempat narasumber?

Menggunakan konsep blended learning dengan menggabungkan antara pembelajaran di classroom  dengan online. Praktisnya mengikuti alur yang sudah dijelaskan.

2.      Aplikasi e-learning apa yang digunakan narasumber?

Software yang pernah digunakan menggunakan moodle, murah meriah karena sifatnya open source.

3.      Apakah langkah-langkah mendesain cara mengembangkan sama dengan model Dick and Carry?

Bisa mengkombinasikan dengan teori/model lain pada langkah 8 selagi sesuai dengan karakteristik bahan pembelajaran.

4.      Apakah rancangan pembelajaran seperti ini bisa untuk jenjang SD yang mengajar seluruh materi pelajaran?

Pada prinsipnya Desain pembelajaran itu bisa untuk semua mata pelajaran, yang membedakan terletak pada isi pelajarannya.

Dari materi yang telah dijelaskan narasumber di atas, dapat memberikan ilmu yang sangat penting dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Menjadi salah satu rujukan ketika kita akan merancang desain pembelajaran dengan contoh yang telah diberikan oleh narasumber dan telah diterapkan di tempat sekolah tempat beliau bekerja.  


Senin, 27 April 2020

Apa dan Bagaiaman Membuat e-book?


Apa dan Bagaimana Membuat Buku Digital?





Maraknya perkembangan teknologi merambah ke semua lini kehidupan, tak terkecualu dunia perbukuan. Maka sekarang banyak berseliweran buku-buku dalam bentuk digitak yang dikenal dengan e-book. Buku digital menjadi salah satu rujukan bagi banyak pembaca di era modern saat ini, maka sudah seharusnya kita mengetahui tentang bagaimana menulis dan membuat buku digital.



Materi yang diberikan melalui aplikasi zoom oleh pakar Teknolgi yaitu Bapak Dr. Onno W Purbo. Lahir di Bandung, 17 Agustus 1962 adalah seorang Profesor di ITB bidang lingkungan hidup. Masuk ITB pada jurusan Teknik Elektro, dan melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa. Aktif menulis dalam bidang teknologi informasi di berbagai media, seminar, konferensi nasional maupun internasional.



Menulis dan cara membuat buku digital mulai dikerjakan oleh akademisi, penulis, dan penerbit buku. Sehingga banyak penulis yang menerbitkan bukunya dalam dua bentuk yaitu elektronik dan fisik. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jangkauan dari buku yang nyata(fisik) apabila tidak dapat didistribusikan dalam skala yang jauh.

Sehingga buku dapat diakses oleh semua orang melalui fasilitas internet, masyarakat tidak perlu mencari buku teks di toko buku. Kemudahan inilah yang kemudian banyak mendorong penulis untuk menerbitkan buku dalam bentuk elektronik.

Kelebihan lain dari e-book yaitusifatnya lebih praktis dan modern. Praktis karena buku teks tersebut dapat dibawa kemana pun mereka pergi tanpa membawa barang yang berat. Karena e-book dapat disimpan di dalam laptop atau handphone yang sifatnya lebih praktis.

Puluhan hingga ratusan e-book bisa dibawa setiap hari di manapun mereka berada, dan e-book memiliki karakteristik yang modern karena menggunakan teknologi informasi sebagai sarana untuk mengakse buku tersebut.

Bagaimana cara membuat buku digital?

Beliau menuturkan....

Cara membuat buku digital pada dasarnya tidak terlalu rumit. Pada awalnya, penulis dan penerbit buku tentu menggunakan aplikasi Microsoft Word sebagai sarana untuk membuat tulisan, gambar, grafik, dan lain sebagainya yang ingi disampaikan dalam bukunya.

Apabila tulisan sudah jadi secara keseluruhan, maka format dalam bentuk word tersebut harus diubah dalam format PDF. Mengapa harus dalam format PDF? Hal ini karena keamanan dari tulisan itu sendiri dan kepraktisan dari e-book yang akan diterbitkan.

Keamanan disini karena PDF tidak mudah di edit atau diubah oleh orang lain seenaknya, sehingga orisinilitas tulisan penulis masih terjaga.

Di sisi lain, format PDF akan menjadikan buku digital lebih rapi dan bisa diakses melalui gedget.

Ada dua cara membuat buku digital yang bisa digunakan untuk mengubah format Word ke dalam format PDF yaitu secara of fline dan online. Secara offline artinya bahwa proses untuk mengubah file tersebut dilakukan tanpa menggunakan bantuan internet.

Pilihan untuk menyimpan file tersebut dalam format PDF sudah tersedia dalam fasilitas aplikasi Micrpsoft Word.

Secara online artinya proses pengubahan dari word ke PDF memerlukan bantuan internet. Penulis menggunakan cara ini dengan membuka beberapa website yang menggunakan jasa untuk mengubah format tersebut.

Kelebihan dari aplikasi online yaitu tidak hanya untuk diubah dalam bentuk PDF, tetapi format PDF pun dapat diubah ke dalam bentuk word.

Setelah proses pengubahan format melalui sistem offline selanjutnya simpan file tersebut denagan Save As.



Penjelasan yang diberikan oleh Bapak Onno menjadi bekal tambahan ilmu dan juga bisa mengembangkan tulisan tidak hanya dalam bentuk fisik(cetak) namun bisa dalam bentuk digital. Hal ini akan mempermudah pembaca menikmati buku di mana pun.

Terus menulis.....dan menulis.....

Minggu, 26 April 2020

Puasa Bersama Bapak part





"Aku memanggilnya Bapak... dan tak tahu sejak kapan panggilan itu kusematkan untuknya." 
"Memangnya kau ga ingat dia ke rumahmu sejak kapan?"Dul bertanya tak mengerti kenapa Rian tak mengenal sosok yang ia bilang "Bapak" itu.
Sosok yang tak ramah menurut Rian..dan sepertinya semua teman Rian setuju dengan ap yang ia rasakan ini.

Rian tinggal di sebuah rumah mungil di pinggir desa dekat sawah warga. Ia pun tak tahu kenapa hanya rumahnya yang ada di lokasi itu, sedang rumah penduduk yang tak berada dekat sawah namun si tengah desa mereka. Meski ia selalu ingin menanyakan itu pada Bapak, tak urung niat itu hilang saat wajah Bapak tepat di hadapan Rian.
"Itu rumah peninggalan kakekmu,"ayah Dul mengatakan itu pada Rian sore hari itu saat tak lagi bisa dibendungnya rasa pensaran di benaknya.
Setidaknya satu jawaban yang justru menambah beribu tanya di hatinya tentang siapa "Aku?" dalam dirinya.

"Apa aku salah Dul...jika aku ingin tahu tentang diriku?"satu tanya yang tak seolah ditujukan untuk diri sendiri. Dul hanya bisa mendengar dan terus saja ia asyik dengan ikan-ikan yang baru di dapatkannya di sungai kecil bersama Rian pagi itu.
"Kita masih kecil ya Dul...jadi ga boleh banyak tanya,"Rian kembali memberi jawaban buat dirinya sendiri. 
Siang yang mulai terik membuat dua bocah itu nelangkh menepi di bawah pohon asam tak jauh dari sungai. Semilir angin mengusir keringat yang membashi badan dan pakaian keduanya. Terdiam dan tenggelam dalam angan masing-masing meski pandangan keduanya tak lepas dari aliran sungai yang seakan memberikan irama merdu dengan gemericik kecilnya. Nada-nada yang selalu memberikan rasa nyaman keduanya di tengah hari bulan puasa. Tak banyak yang mereka lakukan, yah..untuk menahan rasa haus yang datang jika harus berlarian mengejar kupu-kupu seperti hari-hari di lua nulan ramadhan. Apalagi jika harus menyusuri sungai hanya untuk beradu cepat merayap seperti tentara yang sedang berperang. Pun kini hanya mereka berdua yang hingga siang masih di sana, beberapa teman tak mau berlama-lama menghabiskan siang di sungai. Tio bilang ga mau kulitnya tambah legam, sementara Koko dan Doni tak ingin merasa kering kerongkongannya jika berlama-lama bermain.

"Dul......pelan Rian menggoncang tubuh lemah di dekatnya, rupanya Dul telah terlelap. Rian tak tega membangunkannya hingga ia pun merebahkan diri di rerumputan itu. Matanya memang terpejam, namun tak bisa mengantarkannya pada mimpi. Pikirannya masih dipenuhi tanya yang tak tahu kapan akan menemui jawabannya. Mengembara di masa yang tak begitu diingatnya membuat kepalanya sedikit berdenyut hingga pening menyapa. Sayup-sayup aiara adzan menyadarkan ia dari lamunan yang tak berujung. Kini ia harus memaksa Dul bangun dari mimpi siangnya, dengan mata setengah tertutup ia mengikuti langkah Rian menuju rumahnya. Meski masih mengantuk tetap ia mengikuti langkah Rian menuju surau di tengah desa. Sejuknya air telah membasahi wajah hingga membuat mata

Sabtu, 25 April 2020

Bersihkan Diri dan Hati

Makna Hakiki
Oleh. Asfis_suminarsih

Hidup yang dijalani insan di bumi
Bukan sekedar berjalan dan mengitari
Memandang indah panorama tak terperi
Mencari makan hingga lupa diri
Segala cara pun tak luput dijalani
Tak peduli terjang hukum yang hakiki
Hingga semua laku tertuju tuk puaskan hati
Menghamba nafsu duniawi

Tersadar diri kala badai tiada mampu dihindari
Pundi-pundi tak bisa selamatkan dari cobaan Ilahi
Terkuras hingga muka tertunduk ke bumi
Bersimpuh menghiba mohon diampuni
Tak kan mampu mananggung beban di alam abadi
Berat langkah bersihkan diri dengan kembali
Mengharap ampunan hingga kembali suci
Itulah makna hidup yang hakiki




Pemalang, 26042020

Kamis, 23 April 2020

Mengintip Strategi Pemasaran Buku

Mengenal Strategi Pemasaran Buku

Dunia perbukuan tentu tak lepas dari peredaran buku dari penerbit hingga sampai ke pembaca. Bagaimana sebuah buku dapat menarik pembaca yang banyak hingga mendatangkan keuntungan yang besar bagi penerbit dan penulis? Berikut akan kita ikuti penuturan tentang “Teknik Memasarkan Buku” dari seorang narasumber yang kini sebagai Director of Marketing Andi Publisher
Beliau adalah Bapak Agust. Subardana, S.E., M.M. Lahir di Yogyakarta, 11 September 1973. Menempuh pendidikan S1 Management di Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dan S2 Magister Management Marketing, Fak. Ekonomi Universitas Satya Negara Jakarta.
Dengan hobi membaca dan marketing tentu sangat sesuai dengan bidang pekerjaan yang selalu beliau bidangi.
Berikut penuturan beliau tentang teknik memasarkan buku:
Buku merupkan salah satu sumber ilmu pengetahuan dansarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi. Sejak usia dini anak-anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku.
Pemerintah memberi dukungan terhadap budaya membaca sejak dini, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku. Perkembangan industri penerbitan buku juga dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya.
Saat ini terdapat 1328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota IKAPI dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit.
Strategi pemasaran buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik, dilihat dari jenis buku yang diterbitkan tersebut dikelompokkan menjadi kategori buku. Sebagai contoh Penerbit Andi Offset menerbitkan buku sebanyak 32 kategori terdiri dari Buku Anak, Buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi-Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks, dll.
Strategi pemasaran pada umumnya dipengaruhi oleh faktor meliputi:
Faktor Mikro, yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
Faktor Makro, yaitu demografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.
Strategi Pemasaran Buku Penerbit Andi dipetakan menjadi dua strategi yaitu:
1. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara,
a. Pemasaran buku  lewat online. Berpromosi melalui dunia maya melalui website dan media sosial lainnya. Langkah awal harus membuat website, yang merupakan maskar besar untuk sebuah bisnis penjualan buku yang diisi dengan produk, harga, promosi, layanan, alamat, testimoni, dan lain sebagainya.
Penjualan buku lewat online ini harus terus promosi supaya dapat:
- menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial,
-mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah sehingga     kesetiaan konsumen terjag,
-menjaga kestabilanpenjualan saat kondisi pasar sedang lesu,
-membentuk citra produk di benak mata konsumen sesuai yang diinginkan
-mengubah tingkah laku, persepsi dan pendapat konsumen.
b. Pemasaran Buku Lewat Komunitas
Gunakan jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku. Penjualan buku lewat komunitas akan lebih efektif dan efisien sehingga tingkat keberhasilan lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktif komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.
2. Strategi Pemasaran Buku Serangan Darat
a. Toko Buku
Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara, harus dilakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik.
Ada tiga jenis toko buku yakni Toko Buku Moder, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional. Setiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda.
Toko buku modern seperti Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas, mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem centralisasi.
Toko buku semi modern masih dikendalikan dan menggunakan sistem administrasi penjualan per toko, sedangkan toko tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual.
Strategi promosi buku di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan antara lain:
-mengadakan display buku, supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol,
-mengadakan promosi di internal toko dengan memasang Harga pada buku tertentu atau periode tertentu,
-mengadakan Bedah Buku, Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu
-mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan(program Ramadhan, Program TAB, Program TAM, dll)
b. Directselling
Pemasaran buku melalui directselling dipetakan berdasarkan jenis kategori buku yang diterbitkan, yaitu:
1.Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP,SMA, SMK)
2.Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kuliah
3.Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK, Perguruan Tinggi dan umum
Dengan pemetaan tersebut maka Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (sales) dengan tanggungjawab area masing-masing yang bertugas: kunjungan langsung ke tiap sekolah, kunjungan langsung ke setiap kampus, kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpustakaan Kampus, Perpustakaan Daerah, dll.
c. Melakukan Event-event
Aktif dalam melakukan event-event seperti event Pameran buku dalam seminar, workshop, tryout, dan sebagainya.
(Penjelasan yang sangat gamblang dan memberi kita ilmu tentang memasarkan buku....)
Di sesi tanya jawab ada beberapa hal yang cukup menarik, yaitu:
1. Apakah penerbit Andi punya toko online dan bekerjasama dengan market place?
Website penerbit Andi www.andipublisher.com, dan bekerjasama dengan semua marketplace.
2. Strategi paling efektif yang mana untuk buku pemula yang menerbitkan sendiri bukunya?
Strategi pemasaran buku serangan udara melalui komunitas dan media sosial secara mandiri.
3. Berapa royalti untuk penulis di penerbit Andi?
Penulis mendapatkan royalti 10% dari total nilai transaksi terjual.
4. Apa yang harus dilakukan penulis agar buku laku dijual?
Pertama menulis bidang yang dikuasai, kedua lihat google trend produk buku apa yang laku.
5. Adakah kemungkinan menjalin kolaborasi dengan pesaing?
Ya ada
6. Apakah penulis boleh memasarkan buku sendiri meski di penerbit mayor?
Pihak penulis berperan mempromosikan bukunya.
Materi memasarkan buku yang disampaikan kali ini membuka wawasan dan menambah pengetahuan kita tentang seluk beluk dunia perbukuan. strategi tersebut tentu berujung pada harapan untuk lakunya buku yang diterbitkan dan mendatangkan keuntungan bagi semua pihan yang terlibat dalam proses penerbitan buku.




Rabu, 22 April 2020

Rahasia Penerbit Andi Yogyakarta


Buka Rahasia Menerbitkan Buku di Penerbit ANDI



Menulis tapi belum menerbitkan buku?

Sudah menerbitkan buku di penerbit Mayor?

Apa saja syarat menerbitkan buku di penerbit Mayor?

Tahukah Anda penerbit Andi?

Yuk kita intip salah satu penerbit mayor di Yogyakarta ini....



Materi pertemuan yang mungkin sudah banyak dinantikan peserta yang sudah penasaran tentang menerbitkan buku di penerbit Andi kali ini disampaikan oleh narasumber dari Penerbit Andi yaitu beliau Bapak Edi S. Mulyanta, S. Si., M. T yang saat ini menjabat sebagai Publising Consultant Andi Publisher.

Lahir di Yogyakarta, 24 Mei 1969, Bapak dengan hobi membaca, menulis, olahraga, dan musik ini menempuh pendidikan S1 Geografi di UGM, dan S2 Magister Teknologi Informatika di UGM. Pengalaman beliau di bidang tulis menulis sudah tidak diragukan lagi terbukti telah banyak karya tulis buku beliau dapat kita lihat di https://scholar.google.co.id/citations? Dan buku-buku tulisan beliau lainnya.



Setelah memperkenalkan diri, beliau bertutur tentang seluk beluk dunia penerbitan, yaitu setiap penerbit telah dipercayakan ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penanda terbitannya, dan dinaungi di bawah IKAPI. Setiap penerbit mempunyai SOP dalam memilah dan memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat.

Penerbit mempunyai peta pasar yang dia rekam dari outlet-outletnya, sehingga instink penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikaan pasar buku yang menjadi sasarannya.

Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit. Jika tema yang ditulis ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk memengaruhi penerbit.

Penerbit cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gamblang dalam membiayai penerbitannya, mempunyai resiko yang semakin kecil untuk tidak terserap pasar.

(Bagaimana ya jika penulis pemula ingin menerbitkan buku di penerbit mayor?Hmmm...bisa tidak ya..? pertanyaan dalam hati saya)

Ternyata beliau melanjutkan penjelasannya begini,

Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit. Penerbit akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik.

Proposal buku akan semakin sempurna, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Banyak penulis yang menebar proposal banyak tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya.

Proses penerbitan cukup panjang waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain cover, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan. Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan.

(Apa saja sih yang harus dipersiapkan pada proses administrasi? Kembali saya bertanya dalam hati)

Ini penjelasan Pak Edi,

Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan. Proses editing akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf, hingga hirarki bab yang baik dari penulis.

Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontsi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik.

Setting layout juga mempunyai peranan penting. Harga buku yang menarik akan cukup memengaruhi pembeli. Desain cover juga mempunyai peranan strategis dalam sebuah buku. Tipikan pembaca buku di Indonesia adalah, sight seeing sehingga cover sangat penting dalam pemasaran buku.

Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya. Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar.

(Penjelasan yang sangat gamblang nih...tinggal tanya pada diri sendiri, siap mau menerbitkan buku di penerbit mayor?...kalau saya..hmmm???)

Di sesi tanya jawab pun berlangsung seru dengan pertanyaan yang cukup menarik, diantarnya:

1.      Apa kunci bagi penulis pemula tentang riset kecil yang berguna memengaruhi penerbit?

Kuncinya adalah riset tentang siapa sasaran bukunya, buku sekolah pasarnya sangat besar. Kemudian pesaing buku sejenis. Apakah buku kita lengkap atau hanya pengayaan.

2.      Bagaimana kondisi penerbitan di saat pandemi?

Ini kondisi yang sangat berat sekali. Hampir 90% outlet penerbitan sekarang tutup.

3.      Buku apa yang laku di pasaran?

Ranking pertama adalah buku Anak, buku dongeng, cerita bergambar, komik. Buku yang mempunyai value bagus untuk pendidikan karakter beliau sarankan saat ini.

Kemudian buku keagamaan, motivasi, dan buku sekolah.

4.      Manakah yang menjadi prioritas? Kualitas tulisan atau kehilangan kesempatan dari suatu peristiwa?

Prioritas pertama adalah peristiwa, sebagai contoh saat ini buku Covid-19 lah yang best seller di penerbit Andi walaupun kualitas tulisannya belum begitu sempurna.

5.      Bagaimana jika tulisan kita diterima di lebih dari satu penerbit?

Pertimbangkan skala pasar penerbitannya, penerbit skala nasional akan lebih menguntungkan. Pertimbangan kedua siapa penerbit yang tercepat memutuskan menerima itulah yang dipilih.

6.      Apa visi dan misi dari penerbit Andi Yogyakarta?

Penerbit Andi adalah penerbit buku pendidikan baik dari pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Disamping itu juga menerbitkan buku umum, non politik dan non agama.

Buku yang diterima adalah buku yang punya life cycle atau daur hidup yang panjang.  Buku tranding topic biasanya umurnya pendek dan jarang sekali cetak ulang. Buku yang abadi contohnya buku referensi untuk perguruan tinggi.

7.      Apakah penerbit andi menerima naskah seperti Antologi Kisah Inspiratif, Antologi Cerpen?

Kelemahan antologi kisah inspiratif atau antologi cerpen adalah pasar yang sanngat kecil. Namun beliau memberi contoh bahwa ada juga yang awalnya dipandang sebelah mata oleh penerbit namun akhirnya bukunya best seller semua yaitu Raditya Dika. Jadi jangan berkecil hati.

Mendapatkan pencerahan yang sangat jelas, menarik, dan menggelitik untuk bisa mencoba meramaikan pasar buku di Indonesia. Sisi pasar yang menjadi pertimbangan terbesar penerbit mayor menerima naskah tulisan penulis. Menulis..dan terus menulis.!


Selasa, 21 April 2020

Pembelajaran Daring di Sekolahku


Pembelajaran Daring Ideal?

    Pembelajaran di sekolah identik dengan interaksi antara guru dan murid dalam suatu ruang yang disebut dengan ruang kelas. Guru bertidak sebagai sutradara dalam kelasnya, sehingga skenario seperti apa yang akan diterapkan di kelasnya telah dirancang sedemikian rupa agar proses pembelajaran berlangsung sesuai yang diharapkan. Akan tetapi, kondisi saat ini di tengah pandemi Corona mengharuskan semua tetap berada di rumah, bekerja dari rumah, tak terkecuali dengan proses belajar mengajar juga harus dilakukan dari rumah. Hal ini menuntut kemampuan guru sebagai sutradara mengubah skenario pembelajaran yang dibuatnya menyesuaikan kondisi tersebut, yakni dari rumah. Maka pembelajaran dalam jaringan(daring) atau yang lebih populer disebut pembelajaran online menjadi pilihan paling efektif sebagian besar guru.

    Pembelajaran daring memang efektif, namun bukan berarti tanpa kendala....tak perlu jauh-jauh mencari contohnya..... Ini yang sedang penulis alami sekarang, pelatihan menulis kali ini dilakukan secara daring dengan aplikasi zoom. Pagi hari ketika mengetahui pelatihan akan dilakukan dengan teknik tersebut langsung atur strategi dimana saya harus memposisikan diri agar bisa mengikuti dengan lancar. Dan saat waktunya tiba......ternyata memang saya belum diijinkan untuk bisa bergabung dengan teman-teman, hujan deras membuat sinyal internet timbul tenggelam. Belum lagi suara guyuran hujan yang teramat keras mengalahkan sumber bunyi selainnya.

(Harap maklum ya teman-teman.....plus minus tinggal di daerah pegunungan jauh dari kota)

Nah....akhirnya pertemuan yang diisi oleh OmJay sebagai narasumber diisi dengan membaca buku beliau yang berjudul “Menulis Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”



Meski tidak mengikuti pembelajaran daring secara langsung, tapi saya bisa membaca resume dari beberapa peserta.  

Aplikasi meeting zoom yang digunakan secara gratis waktunya hanya 40 menit, maka harus dipersiapkan supaya apa yang akan disampaikan pada waktu tersebut sudah terwakili semuanya.

Melalui pembelajaran daring itu peserta diajak berkeliling nusantara dan bertemu dengan peserta menulis dari gelombang yang berbeda. Kendala dalam mengikuti pembelajaran daring tergantung pada jaringan sehingga sempat terhenti.

Pembelajaran dilanjutkan dengan mendengarkan suara OmJay yang memberikan contoh slide pembelajaran yang dilakukan di sekolah beliau yaitu SMP Labscool Jakarta serta tugas untuk peserta yaitu menuliskan pembelajaran yang dilakukan oleh setiap peserta di sekolah masing-masing.

Pembelajaran daring yang saya lakukan untuk siswa di sekolah saya paling efektif disampaikan melalui WA Group kelas. Hal ini karena siswa di sekolah saya yaitu SMA Negeri 1 Belik banyak yang lokasi rumah mereka memiliki jaringan internet yang kurang bagus.

(bukan hanya siswa yang mengalami kendala jaringan, pendidik dan tenaga kependidikan pun sama)

Meskipun tetap ada aplikasi lain yang saya gunakan yaitu Google Classroom tetapi saya tidak mewajibkan semua siswa mengikuti di dalamnya ketika tidak memungkinkan.

Beberapa file materi pembelajaran dikirim ke group kelas dan siswa dapat mempelajari serta mengerjakan latihan soal-soalnya. Tagihan tugas dapat dikirim berupa foto pekerjaan siswa dari buku masing-masing. Di sini saya tidak menyarankan dengan file word atau sejenisnya karena hampir seluruh siswa keberatan jika mengerjakan bukan tulisan tangan.

Diskusi pun saya lakukan melalui WAG dengan membuat beberapa daftar tema diskusi, siswa menuliskan dalam daftar tersebut pendapat mereka, sehingga saya dapat mengetahui pendapat siswa tersebut tentang hal yang didiskusikan dengan membaca seluruh daftar terakhir saat diskusi.

Tidak hanya materi pengetahuan yang dilakukan secara daring, namun materi praktek juga tetap bisa berjalan. Saya mengirimkan file petunjuk praktek yang bisa dilakukan oleh siswa di rumah masing-masing, dan memberi waktu yang cukup agar hasilnya dilaporkan dalam bentuk foto alat sederhanan sesuai petunjuk beserta laporan praktikumnya.

Kendala yang saya hadapi ketika menerapkan pembelajaran daring adalah ketidaktepatan siswa mengerjakan sesuai jadwal pelajaran, diskusi yang biasanya bisa diselesaikan dalam waktu dua jam pelajaran, bisa sampai tengah malam semua jawaban siswa sampai di saya, demikian juga dengan tugas yang lain.

Namun hal ini sudah disadari oleh seluruh guru di sekolah kami, sehingga ketika hendak melakukan ulangan secara online secara serentak seperti saat Ujian Sekolah maka sosialisasi ke siswa harus diberikan dalam waktu beberapa hari dan siswa harus mencari posisi yang tepat untuk mengerjakan dalam waktu tersebut.



Pembelajaran daring yang efektif di suatu sekolah sangat tergantung pada kondisi siswa dan daerah tempat tinggal mereka. Maka strategi guru dalam mensikapi kondisi yang mengharuskan pembelajaran dengan sistem daring sangat menentukan keberhasilan dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Kita tetap mengenalkan siswa dengan berbagai teknik daring baik itu melalui WA Group, Google Classroom, Google Form, maupun zoom, namun penggunaannya menyesuaikan kondisi seluruh siswa.

Senin, 20 April 2020


Tidak Hanya Cepat....Harus Tepat



            Ada pepatah lama berbunyi: “Biar lambat asal selamat.” Tidak semua kondisi cocok dengan slogan tersebut. Di era digital sekarang justru segala sesuatu harus dilakukan dengancepat, “Lambat akan Terhambat” Maka kata “Cepat dan Tepat” lah kata sesuai untuk era revolusi industri kini. Demikian juga dengan budaya menulis, tak jauh berbeda sehingga sangat pas jika kita mengikuti pembelajaran online dengan tema: “Menulis Cepat dan Tepat di Media Daring dan Luring.”

Materi akan disampaikan oleh beliau Bapak Catur Nurochman Oktavian, Ketua Departemen Litbang PB PGRI. Redaktur pelaksana Majalah Suara Guru sejak Jan 2019. Guru SMP yang hobi menulis sejal 1999. Pendidikan S1 di UNS, S2 di UPI Bandung



            Pertemuan dimulai dengan pembukaan oleh Mr. Bams dan dilanjut dengan narasumber memperkenalkan diri dan bercerita awal beliau menulis di tahun 1999 dan menerbitkan buku pertama tahun 2003, hingga sekarang terus aktif menulis.

“Pertama kita harus kalahkan dulu dua musuh utama dalam menulis”

Apa itu?.......

Rasa takut dan malas. Dua musuh yang harus kita kalahkan agar dapat memulai menulis cepat dan tepat di media massa luring atau daring.

(Membaca ini saya langsung teringat musuh-musuh tadi yang selalu setia menemani hari-hari saya, bersiap-siaplah aku akan mengalahkanmu)

“Takut tulisannya jelek, takut dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut-takut lainnya. Ini akan menghambat kita memulai sebuah tulisan.” Lanjut beliau.

“Seorang penulis yang baik biasanya adalah pengamat dan pencatat yang baik. Karena terbiasa mencatat apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, kemudian dituangkan menjadi sebuah tulisan, maka seorang penulis akan menulis meski tidak membawa alat perekam, alat tulis, maupun laptop.” Mencatat di benaknya, dapat dilakukan dimana saja.

“Seorang penulis yang baik tidak membutuhkan “mood” Tidak ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood. Hal ini diperjelas dengan contoh ketika seseorang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika mereka mengandalkan mood, tentu karirnya berakhir bersama mood yang hilang.

Menulislah dengan simpel dan apa adanya.” Menulis hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan.

Inilah cara menulis yang dipakai oleh seorang penulus fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus yakni Isaac Asimov. “simpel dan apa adanya”.

Setiap orang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, maka ia dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak bekerja secara baik.

“Menulis adalah sebuah kecakapan atau keterampilan, bila dikuasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan”.

“Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika menulis?”

(Menarik nih.......berhenti sejenak dan membayangkan diri sendiri....)

Jawabannya adalah........

“Tentu dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the master.” Jangan paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda.”Mulailah menulis dari sesuatu yang Anda suka, tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan cara Anda.”

“Menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca, dengan kalimat simpel.”

“Jika ingin tulisan dimuat di media, maka perlu diketahui informasi tentang gaya selingkungnya.”

Gaya selingkung itu apa ya?

Gaya selingkung adalah gaya, batasan, sesuai jati diri, penciri media itu.

Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya tentang jumlah kata dalam artikel, aturan penulisannya, dan rubrik apa saja yang tersedia di media itu.

Faktor apa saja sih yang menjadi penyebab tulisan  ditolak redaksi?

Banyak faktornya...... mungkin tulisan tidak aktual, atau space dalam edisi penerbitan sudah penuh.

“Menulislah seperti berbicara, tidak ada keinginan untuk menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan, dengan bahasa yang mudah dipahami. Menulislah dengan kalimat yang tidak panjang-panjang.”

Bagaimana agar tulisan tetap nyambung dan konsisten dengan tujuan awal ?

“Agar tetap konsisten maka kita dapat membaca tulisan- tulisan orang lain yang sejenis atau dari buku bacaan sebagai referensi. Sehingga ada ide-ide yang bisa kita gali lebih lanjut. Yang jelas dilarang keras plagiat.” Tapi kalau mengembangkan ide-ide dari orang lain, sah-sah saja.

            Masih banyak pertanyaan yang menarik dari peserta dan dijawab dengan sangat gamblang. Dan tentu setiap orang punya gaya masing-masing dalam menulis, motivasi yang tidak sama tentang menulis, tapi yang jelas terus menulis.....

Lebih baik membuat tulisan yang buruk sehingga dapat diperbaiki, daripada tidak menghasilkan sebuah tulisan”

            (Catur Nurrochman O)

Jangan Menunggu Ide Datang Baru Menulis, Menulislah Dulu Maka Ide akan Datang Padamu.”

(Budiman Hakim)

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...