Rabu, 29 April 2020

Menulis jadi Menu Harian


Jadikan Menulis Sebagai Menu Harian



Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah membutuhkan makan untuk berlangsungnya kehidupan. Makanan adalah sumber energi yang harus terpenuhi sesuai porsi berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Bagaimana jika menulis juga dimasukkan dalam menu wajib yang harus dilahap oleh seorang guru?

Berkaitan dengan mewujudkan hal tersebut kali ini akan kita ikuti pelatihan di WAG Menulis Gelombang 6 yang akan dibimbing oleh narasumber Dr. Uswadin, M. Pd. Beliau adalah Pengembang Labschool. Lahir di Brebes, 15 Maret 1968, dan memiliki  Motto “Bermanfaatlah untuk sesama.”

Dibuka dengan salam yang beliau perdengarkan melalui voice di WAG. Akan memberikan materi “Kiat-kiat menulis.”

Belajar menulis di WAG kali ini dengan tema “Belajar, Belajar, dan Belajar Menulis Setiap Hari.”

Pengantar yang dituturkan narasumber dalam rekaman suara beliau kurang lebih sebagai berikut:

“Menulis memerlukan keterampilan dan kemampuan tersendiri, kalau dilakukan secara terus menerus dan belajar mengevaluasi  kelemahan diri sendiri tentu kemampuan kita menulis akan semakin baik. Kita harus mengalahkan diri sendiri, 1. mengatasi kemalasan, 2. mengatasi rasa tidak percaya diri karena merasa tulisan kita tidak berbobo, tulisan kita tidak memiliki maknat,3. kita harus menyiapkan waktu, 4. Memanfaatkan ide yang muncul yang kadang ide tadi munculnya tidak menentu baik tempat maupun waktunya, sehingga kita harus segeramenangkap ide tadi dan tulis pointer-pointer tadi dan baru kita kembangkan saat kita menulis.”

Narasumber juga memberikan contoh catatan-catatan kecil beliau dalam secarik kertas saat ide-ide beliau muncul terlintas dalam pikiran. Dari poin-poin tadi akan dibuat tulisan pada waktu dan suasana yang tepat sehingga menghasilkan sebuah tulisan yang enak dibaca dan dibagikan ke publik dengan media yang dimiliki. Hal inilah yang beliau lakukan sehingga tulisanbeliau telah dimuat oleh media online dan media cetak.

Membiasakan diri menulis di blog pribadi bisa ditingkatkan menjadi sebuah buku, hal ini juga telah belaiu buktikan dengan pengalaman-pengalaman serta tulisan-tulisan yang tersimpan dalam blog dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Tak hanya berupa tulisan yang dihasilkan dari ide-ide baliau, namun menulis syair lagu yang bisa menjadi sebuah lagu jika dinyanyikan pun mampu dibuat dengan menulis.



(Sesuai dengan tujuan diadakannya pelatihan dalam kelompok Belajar Menulis melalui media WAG ini, tentu hasil yang diharapkan adalah menulis menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan setiap hari oleh semua peserta) Tentu hal ini seperti yang dikatakan narasumber-narasumber bahwa butuh komitmen dan konsistensi diri yang kuat.

Kita lanjut menyimak sesi tanya jawab pada pertemuan kali ini, diantaranya:

1.      Apakah ada persyaratannya kalau hasil sebuah penelitian ilmiah mau dijadika buku populer?

Bisa saja, tinggal pengemasan yang lebih mudah dibaca dan dipahami, dengan cara:

a.       Mengambil latar belakang dari penelitian ditulis lagi di bagian pendahuluan dengan bahasa yang simpel saja.(Bisa dipecah menjadi 2 bab)

b.      Menyampaikan penemuan penting atau ide penting apa dari penelitian.(bisa dipecah menjadi 3 atau 4 bab)

c.       Rekomendasi apa dari penulisan tersebut dalam 1 bab.

d.      Penutup atau kesimpulan jadikan 1 bab.

e.       Tambahan gambar atau foto atau data yang membuat tulisan lebih menarik

2.      Trik apa agar tulisan kita mengalir dan memesona?

Yang penting jangan dipaksakan kalau tidak mood. Sebelum di uplood minimal baca 3 kali dan nanti akan menemukan kekurangannya.

3.      Apakah syarat mengirim tulisan ke media online?

Lihat di bagian redaksi dan tata cara mengirim artikel di media tersebut.

4.      Bagaimana strategi menulis sebuah artikel untuk dimuat media cetak?

Strateginya memantas-mataskan tulisan kita. Jika dinilai sudah layak maka akan diterima, jika tidak diterima jangan membuat kita putus harapan.

5.      Bagaimana menuangkan ide itu bisa mengalir?

Menuangkan ide agar mengalir kita buat runtutan dulu dalam konsep-konsep kita, setelah kita anggap runtut baru tuangkan dalam tulisan. Kemudian tinggal beberapa waktu 1 atau 2 jam baru kita baca lagi. (narasumber menulis memerlukan waktu 4 jam dari konsep menulis, koreksi sampai jadi)

6.      Tips-tips apa agar percaya diri dalam berkarya menulis?

Awalnya memang tidak percaya diri, tapi terus saja menulis, menulis dan belajar menulis...nanti akan mendapat kepercayaan diri. Kalau sudah terbiasa ada kenikmatan tersendiri menulis.

7.      Bagaimana caranya menulis agar terhidar dari plagiarisme, karena terkadang ide yang kita miliki mirip dengan orang lain?

Sejujurnya tidak ada yang 100% murni pemikiran kita. Jadi kalau pendapat kita sama dengan orang lain sangat mungkin, tapi kalau apa yang ditulis orang kemudian sama persis dan dianggap diklain itu tulisan kita maka itu plagiarism. Oleh karena itu kita harus mencantumkan sumbernya jika mengutip pandapat orang lain

Mahir menulis hingga tulisan enak dinikmati pembaca tidaklah datang tiba-tiba, perlu latihan menulis, menulis, menulis tiap hari. Referensi dari membaca tulisan orang lain juga akan menambah kreativitas dan melengkapi ide-ide yang kita punya. Terus menulis...menulis, dan menulis setiap hari. Jadikan menulis masuk dalam menu harian kita.

3 komentar:

  1. Tidak menulis seperti berhutang dan harus di bayar. Semangat..
    Mampir ke blog saya ya..
    https://nurainiahwan.blogspot.com

    BalasHapus

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...