Pembelajaran Daring Ideal?
Pembelajaran di sekolah identik dengan
interaksi antara guru dan murid dalam suatu ruang yang disebut dengan ruang
kelas. Guru bertidak sebagai sutradara dalam kelasnya, sehingga skenario
seperti apa yang akan diterapkan di kelasnya telah dirancang sedemikian rupa
agar proses pembelajaran berlangsung sesuai yang diharapkan. Akan tetapi,
kondisi saat ini di tengah pandemi Corona mengharuskan semua tetap berada di
rumah, bekerja dari rumah, tak terkecuali dengan proses belajar mengajar juga
harus dilakukan dari rumah. Hal ini menuntut kemampuan guru sebagai sutradara
mengubah skenario pembelajaran yang dibuatnya menyesuaikan kondisi tersebut,
yakni dari rumah. Maka pembelajaran dalam jaringan(daring) atau yang lebih
populer disebut pembelajaran online
menjadi pilihan paling efektif sebagian besar guru.
Pembelajaran daring memang efektif, namun
bukan berarti tanpa kendala....tak perlu jauh-jauh mencari contohnya..... Ini
yang sedang penulis alami sekarang, pelatihan menulis kali ini dilakukan secara
daring dengan aplikasi zoom. Pagi hari ketika mengetahui pelatihan akan
dilakukan dengan teknik tersebut langsung atur strategi dimana saya harus
memposisikan diri agar bisa mengikuti dengan lancar. Dan saat waktunya
tiba......ternyata memang saya belum diijinkan untuk bisa bergabung dengan
teman-teman, hujan deras membuat sinyal internet timbul tenggelam. Belum lagi
suara guyuran hujan yang teramat keras mengalahkan sumber bunyi selainnya.
(Harap maklum ya teman-teman.....plus
minus tinggal di daerah pegunungan jauh dari kota)
Nah....akhirnya
pertemuan yang diisi oleh OmJay sebagai narasumber diisi dengan membaca buku
beliau yang berjudul “Menulis Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”
Meski
tidak mengikuti pembelajaran daring secara langsung, tapi saya bisa membaca
resume dari beberapa peserta.
Aplikasi meeting
zoom yang digunakan secara gratis waktunya hanya 40 menit, maka harus
dipersiapkan supaya apa yang akan disampaikan pada waktu tersebut sudah
terwakili semuanya.
Melalui pembelajaran daring itu peserta diajak
berkeliling nusantara dan bertemu dengan peserta menulis dari gelombang yang
berbeda. Kendala dalam mengikuti pembelajaran daring tergantung pada jaringan
sehingga sempat terhenti.
Pembelajaran dilanjutkan dengan mendengarkan suara
OmJay yang memberikan contoh slide pembelajaran
yang dilakukan di sekolah beliau yaitu SMP Labscool Jakarta serta tugas untuk
peserta yaitu menuliskan pembelajaran yang dilakukan oleh setiap peserta di
sekolah masing-masing.
Pembelajaran daring yang saya lakukan untuk siswa di
sekolah saya paling efektif disampaikan melalui WA Group kelas. Hal ini karena
siswa di sekolah saya yaitu SMA Negeri 1 Belik banyak yang lokasi rumah mereka
memiliki jaringan internet yang kurang bagus.
(bukan hanya
siswa yang mengalami kendala jaringan, pendidik dan tenaga kependidikan pun
sama)
Meskipun tetap ada aplikasi lain yang saya gunakan
yaitu Google Classroom tetapi saya
tidak mewajibkan semua siswa mengikuti di dalamnya ketika tidak memungkinkan.
Beberapa file
materi pembelajaran dikirim ke group kelas dan siswa dapat mempelajari serta
mengerjakan latihan soal-soalnya. Tagihan tugas dapat dikirim berupa foto
pekerjaan siswa dari buku masing-masing. Di sini saya tidak menyarankan dengan
file word atau sejenisnya karena hampir seluruh siswa keberatan jika
mengerjakan bukan tulisan tangan.
Diskusi pun saya lakukan melalui WAG dengan membuat
beberapa daftar tema diskusi, siswa menuliskan dalam daftar tersebut pendapat
mereka, sehingga saya dapat mengetahui pendapat siswa tersebut tentang hal yang
didiskusikan dengan membaca seluruh daftar terakhir saat diskusi.
Tidak hanya materi pengetahuan yang dilakukan secara
daring, namun materi praktek juga tetap bisa berjalan. Saya mengirimkan file
petunjuk praktek yang bisa dilakukan oleh siswa di rumah masing-masing, dan
memberi waktu yang cukup agar hasilnya dilaporkan dalam bentuk foto alat
sederhanan sesuai petunjuk beserta laporan praktikumnya.
Kendala yang saya hadapi ketika menerapkan
pembelajaran daring adalah ketidaktepatan siswa mengerjakan sesuai jadwal
pelajaran, diskusi yang biasanya bisa diselesaikan dalam waktu dua jam
pelajaran, bisa sampai tengah malam semua jawaban siswa sampai di saya,
demikian juga dengan tugas yang lain.
Namun hal ini sudah disadari oleh seluruh guru di
sekolah kami, sehingga ketika hendak melakukan ulangan secara online secara serentak seperti saat
Ujian Sekolah maka sosialisasi ke siswa harus diberikan dalam waktu beberapa
hari dan siswa harus mencari posisi yang tepat untuk mengerjakan dalam waktu
tersebut.
Pembelajaran daring yang efektif di suatu sekolah
sangat tergantung pada kondisi siswa dan daerah tempat tinggal mereka. Maka
strategi guru dalam mensikapi kondisi yang mengharuskan pembelajaran dengan
sistem daring sangat menentukan keberhasilan dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Kita tetap mengenalkan siswa dengan berbagai teknik
daring baik itu melalui WA Group, Google Classroom, Google Form, maupun zoom,
namun penggunaannya menyesuaikan kondisi seluruh siswa.
https://omjaylabs.wordpress.com/2020/04/22/pembelajaran-daring-yang-ideal-oleh-sri-endang/
BalasHapusIbu cantik,tulisannya bisa untuk PTK loh, runtut dan asyik dibacanya.
BalasHapusTerima kasih masukannya Ibu.....
HapusSudah cukup bagus Bu untuk anak2 SMA bs bertemu dlm pembelajaran daring ..semua memang tergantung kreativitas guru...
BalasHapusTerima kasih Bu Indah
Hapus