Bagaimana
Merancang Desain Pembelajaran Modern?
Sebagai
pendidik, desain pembelajaran adalah hal wajib yang harus dibuat sebelum
melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bagaimana seorang guru akan
membawa anak didiknya dalam memperoleh pengetahuan tergantung pada desain
pembelajaran yang dimotorinya. Perkembangan
teknologi telah merambah ke segala lini kehidupan, demikian pula pada dunia
pendidikan, sehingga menuntut seorang guru harus menguasai dan menerapkan
teknologi dalam pembelajarannya. Desain pembelajaran yang dirancang pun tak
lepas dari keterlibatan teknologi untuk membuat pembelajaran yang efektif.
Di
tengah kejadian luar biasa saat ini yakni terjadinya Pandemi Virus Covid-19,
sehingga semua aktivitas belajar mengajar dilakukan jarak jauh di rumah
masing-masing diperlukan rancangan desain pembelajaran menggunakan komputer dan
dapat diakses dengan gawai (handphone).
Hal
itulah yang mendasari materi yang diberikan pada kegiatan kuliah di WA Group
pada hari Selasa tanggal 28 April 2020. Materi dengan tema “Merancang
Pembelajaran Modern” diberikan oleh narasumber Dr. Paidi, S. Pd., M. Pd. Lahir
di Bantul, 01 Januari 1971. Beliau saat ini menjabat sebagai Kepala SMKN 4 Kota
Bengkulu dan Ketua MKKS SMK Kota Bengkulu serta Ketua MKKS SMK Provinsi Bengkulu.
Menempuh Pendidikan S1 di IKIP Padang, S2 di Universitas Bengkulu, dan S3 di
UNJ dengan Prodi Teknologi Pendidikan.
Moderator
pertemuan kali ini langsung dibawakan oleh OmJay karena Mr. Bams sedang tidak
bisa dihubungi.
Dimulai
dengan salam dan perkenalan, dilanjutkan penyampaian materi tentang cara
mendesain buku pembelajaran.
Teknik
dan pendekatan yang digunakan oleh narasumber mengacu dari Prof. Atwi Suparman
(mantan rektor UT) dan Dick & Carrey.
Proses perancangan Desain
Pembelajaran terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut:
1.Mendapatkan
data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas
materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut.
2. Berdasarkan
data, selanjutnya perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap
mata pelajaran/bahan yang akan dirancang.
3. Langkah
ketiga adalah mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran yang akan
dirancang.
4.Seorang
perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan
menjadi target atau pemakai buku yang dirancang..
5.Membuat
rumusan tujuan instruksional khusus
(istilah instruksional khusus berdasarkan sumber
asli yang dikarang oleh Dick&Carrey yautu instructional)
6.Melakukan
penyusunan TES
7. Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini narasumber merancang pembelajaran blended learning)
7. Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini narasumber merancang pembelajaran blended learning)
8. Mengembangkan
dan memilih bahan instruksional.
Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bahan tercetak dan bahan online.
Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (buku) dapat digunakan teori
Rothwel dan untuk bahan online bisa
menggunakan teori Hannafin.
9. Setelah
draft tersedia langkah selanjutnya
evaluasi formatif sebagai berikut: a. One-to-expert
dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Mteri,
pakar Bahasa); b. One-to-one leaner
(melibatkan 3 orang siswa yang berasal dari siswa peringkat atas, menengah, dan
bawah); c. Evaluasi small group
(melibatkan sekitar 9 siswa berasal dari kelompok menengah dan bawah); d. Field trial yaitu tahap uji coba luas
dengan melibatkan sekitar 30 siswa dari kelompok atas, menengah, dan bawah.
Setiap tahapan ini dinamakan prototipe bahan
pembelajaran.
10. Langkah
terakhir adalah Evaluasi Sumatif, sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses
desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk buku pembelajaran yang diirancang
untuk keperluan penerbit biasanya pihak
penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu, sehingga jika
penulisnya ingin memasukkan buku agar
bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan harus mengacu kepada
format yang digunakan oleh penerbit.
Beberapa hal
yang dibahas pada sesi tanya jawan diantaranya:
1. Bagaimana
cara praktis mendesain pembelajaran seperti di SMK di tempat narasumber?
Menggunakan konsep blended learning dengan menggabungkan antara pembelajaran di classroom dengan online.
Praktisnya mengikuti alur yang sudah dijelaskan.
2.
Aplikasi e-learning apa yang digunakan narasumber?
Software yang
pernah digunakan menggunakan moodle,
murah meriah karena sifatnya open source.
3.
Apakah langkah-langkah mendesain
cara mengembangkan sama dengan model Dick
and Carry?
Bisa mengkombinasikan dengan teori/model lain pada
langkah 8 selagi sesuai dengan karakteristik bahan pembelajaran.
4.
Apakah rancangan pembelajaran
seperti ini bisa untuk jenjang SD yang mengajar seluruh materi pelajaran?
Pada
prinsipnya Desain pembelajaran itu bisa untuk semua mata pelajaran, yang
membedakan terletak pada isi pelajarannya.
Dari
materi yang telah dijelaskan narasumber di atas, dapat memberikan ilmu yang
sangat penting dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan perkembangan
teknologi saat ini. Menjadi salah satu rujukan ketika kita akan merancang
desain pembelajaran dengan contoh yang telah diberikan oleh narasumber dan
telah diterapkan di tempat sekolah tempat beliau bekerja.
Alhamdulillah, resume sdh hadir.dan mantul
BalasHapusTerimaksih Bunda...
BalasHapusSiip
BalasHapus