Senin, 08 Juni 2020

Penglaman Menerbitkan Buku Bunda Astuti


Pengalaman Bunda Sri Sugiastuti



Tidak ada kata terlambat dalam belajar. Belajar bukan hanya monopoli milik kawula muda atau anak-anak yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa. Memulai menulis pun tak harus ketika seseorang masih berusia muda, siapapun dan dari usia berapapun bisa memulai menulis. Meski usia tak lagi muda, tak menghalangi semangat seorang penulis untuk memulai dunia kepenulisan. Pengalaman dari narasumber kali ini akan menambah motivasi kita semua untuk semakin mencintai dunia menulis dan menerbitkan buku.

Narasumber kita kali ini adalah Ibu Sri Sugiastuti, yang lahir pada tanggal 8 April 1961. Menghabiskan masa kecilnya di Jakarta dan mengenyam pendidikan S1 Bahasa Inggris di UNS Surakarta. Setelah mengajar di Jakarta, beliau kembali ke kota Solo pada tahun 1990 hingga sekarang dan menyelesaikan pendidikan S2 Bahasa Inggris. Dari masa inilah beliau mulai menulis yakni tahun 2010 dengan buku “SPMU Ujian Nasional Bahasa Inggris unyk SMK” penerbit Erlangga dan buku antologi “Diary Ketika Buah Hati Sakit”.

Banyak buku yang telah beliau tulis baik buku solo maupun keroyokan dengan penulis-penulis lain. Aktif menulis di blog Gurusiana dan berbagai komunitas menulis lainnya.

Dimulai dengan ice breaking untuk membuat lebih fokus peserta dalam menyimak materi yang akan diberikan narasumber.

Penyampaian materi dilakukan dengan rekaman suara, diawali dengan cerita awal beliau mulai menulis yakni saat pendidikan S2 dengan usia yang sudah hampir mendekati usia lima puluh tahun.

Sebuah buku yang memotivasi beliau yang berjudul “Menulis Itu Gampang”, yang akhirnya membuat sebuah keyakinan bahwa bisa menulis.

Dilanjutkan cerita beliau tentang penulisan buku pendalaman materi yang diterbitkan oleh penerbit Mayor Erlangga yang ditulis bersama rekan di MGMP Bahasa Inggris. Dari buku tersebut beliau merasakan kepuasan menulis buku yang bertaraf nasional dan digunakan oleh siswa tingkat akhir serta mendapatkan royalti. Hasil penjualan buku yang tergolong laris manis dan akhirnya keluar edisi revisi dan digunakan hampir di seluruh Indonesia.

Pengalaman selanjutnya tentang menulis di Penerbit Indie yang dimulai tahun 2009 dengan nama pena Astutiana Mujono merujuk pada beberapa nama blog seperti Kompasiana. Buku yang berkisah tentang kehidupan orangtua beliau masih remaja bertemu, hingga usia beliau saat itu lima puluh tahun dengan tebal buku lebih dari empat ratus halaman.

Selain itu juga dibarengi dengan menulis buku-buku antologi di berbagai komunitas dengan berbagai tema sekitar dua puluh lima buku. Dengan menulis di antologi dapat belajar tentang berbagai macam tulisan dari teman-teman dan kita dapat memiliki ciri kepenulisan sendiri.

Proses menulis dan menerbitkan buku sendiri mendatangkan pengalaman yang membawa beliau bertemu dengan penulis-penulis lain. Buku pertama beliau “Biografi Mini” menjadi dasar dan rujukan beliau dalam menulis buku-buku berikutnya dengan mengembangkan ide. Rasa  ingin tahu yang besar menjadi motivasi beliau menulis hingga mendatangkan mentor menulis untuk mengajari beliau menulis.

Dunia penulisan yang bearagam dan beliau ikuti digunakan sebagai ajang silaturahim dan bertemu dengan sesama penulis. Pengalaman itu membuat beliau akhirnya sering diajak mengisi acara dan berbagi serta acara brdah buku.

Sebuah buku yang diterbitkan penerbit Indie yang berjudul “The Storie of Wonder Woman” yang dicetak lebih dari seribu eksemplar. Sebuah buku berjenis faksi dengan latar “True Story” dengan tujuan untuk memotivasi perempuan-perempuan lain untuk tetap semangat, sabar, dan ikhlas ketika menghadapi cobaan.

Tahun 2014, buku beliau masuk nominasi nasional berjudul “Perempuan Terbungkas” sebuah novel berkisah tentang perempuan yang hidup di era tahun tujuh puluhan dengan kehidupan yang pelik tentang seorang anak yang dibuang orangtuanya hingga mendapatkan kehidupan yang bahagia.

Buku parenting “Merawat Harapan” juga masuk nominasi sepuluh besar, yang menggambarkan bagaimana cara mengasuh anak dari usia dini hingga dewasa.

Buku  menjadi jejak atau bukti sejarah dan pemikiran-pemikiran yang bisa berguna untuk orang lain.

Berbagai jenis buku beliau tulis hingga menulis tentang “skyber” menjadi sebuah novel berjudul “Tipuan Asmara” dengan tujuan mengedukasi pengguna media sosial untuk berhati-hati agar tidak menjadi korban kejahatan di media sosial.

Kegiatan beliau di banyak komunitas yaitu: Sahabat Pena Kita, Pegiat Literasi Nasional, dll yang berjumlah sekitar dua puluh lima grup menulis.



Pengalaman yang luar biasa dari Ibu Sri Sugiastuti, semangat yang patut memnjadi contoh bagi kita semua untuk selalu berkarya, menulis dan menerbitkan buku serta di media elektronik. Keteladanan seorang Ibu dalam mendidik putra putrinya, perjalanan hidupnya yang dapat kita baca dari tulisan-tulisan beliau menjadi bukti eksistensi beliau dalam bidang literasi.

1 komentar:

  1. Ibu ada di kelas gel 12 ya.Mau diabadikan tulisan ini jadi buku? Terima kasih sudah meresum dengan baik

    BalasHapus

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...