Jumat, 15 Januari 2021

Langit Pagiku



Sentuhan lembut terasa menusuk kulit tanpa jeda

Semilir yang kian terasa menggigil di bawah suram temaram

Berjalan menyusuri jalanan sepi berselimut kabut

Menatap langit yang tiada jelas kupandangi

Kemana senyum yang biasa menyapa 

Tenggelam ia di tengah kelam yang kini terlihat nyata

Titik-titik embun menjadi teman menunggu hadirnya

Siapa pula yang bisa memberi harap?

Ragu pun selalu menyertai langkah tiada arah

Kian sakit bila harap akan esok yang entah kan datangkan suka atau duka

Menanti tanpa jeda

Asa masih tertinggal di tengah gelap gulita

Nantikan secercah harapan dari sang surya

Masihkah ia mampu sembuhkan luka

Yang kini makin dalam menimpa jiwa

Coba kuterka yang tak tentu ujungnya

Langitku masih di warna yang sama

Ia tak lagi mampu berikan senyum bahagia



Pemalang, 16012021.         10:36 WIB



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

  COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK A.       Paradigma Berfikir Coaching 1.        Paradigma berpikir yang pertama adalah fokus pada  co...