Prestasi
Pendidik Daerah 3T
Bekerja
di tempat yang nyaman mungkin menjadi dambaan banyak orang. Namun jalan
kehidupan tentu tak selalu bersama dan seiring dengan yang diinginkan. Namun selalu
ada tantangan di setiap suasana, disinilah kita akan diuji bagaimana menghadapi
setiap tantangan yang hadir dalam lika liku perjalanan masing-masing.
Berprestasi pun tak harus hadir dari suasana yang mendekati sempurna, semua
mampu berprestasi tanpa pandang lokasi.
Seorang
Guru dari SMA Negeri Probur, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur akan
menuturkan perjalanan bagaimana ia meraih prestasi gemilangnya di berbagai
ajang lomba tingkat nasional.
Dengan
nama lengkap Arif Darmadiansah, S. Pd.,Gr berasal dari Kota Solo, dengan
keahlian Biologi dan Komputer telah meraih banyak prestasi baik pada lomba
Inovasi Pembelajaran maupun Guru Dedikasi. Tak hanya hebat dalam ajang
kompetisi, ia juga seorang penulis buku yang telah menghasilkan beberapa buku
terutama tentang Buku-Buku Latihan Soal.
Dimulai
dari sebuah ide atau gagasan sederhana, yakni ingin membuat kelas menjadi
menarik dan menyenangkan karena kurangnya sarana dan prasarana sehingga
kualitas pembelajaran kurang optimal. Ide yang akan memunculkan kretivitas
seorang guru untuk menghadapi masalah yang dihadapai di dalam kelasnya.
Banyaknya masalah di tempat mengajar inilah yang akhirnya membawanya beradu di
ajang kompetisi yang diadakan Kemdikbud yakni Lomba Inovasi Pembelajaran.
Portal
kegiatan berbagai lomba dan kegiatan Kemdikbud untuk jenjang Dikmen dapat
diakses pada kesharlindung.pgdikmen.kemdikbud.go.id,
sedangkan untuk Dikdas dapat diakses pada kesharlindung.pgdikdas.kemdikbud.go.id.
Tahun
2016 menjadi awal Afif Darmadiansah mengikuti lomba Inovasi
Pembelajaran(Inobel) yang terinspirasi dari sebuah proyektor hologram 3D.
Ingin
menjelaskan materi invertebrata agar menarik untuk anak-anak yang tidak punya
gambran sama sekali tentang hal terebut.
Dibuat
pertama kali dengan menggunakan mika tutup CD bekas(bahan ini didapat dari
teman guru) yang dibentuk seperti prisma
sebagai tempat hologramnya. Setelah ini berhasil lolos masuk finalis, bahan
diganti dengan akrilik seharga tiga puluh ribu rupiah, seukuran kertas A4. Dengan bahan akrilik tampilannya menjadi
lebih jelas, gambar yang dihasilkan lebih detail dan tidak kusam.
Dalam
penelitian ini metode yang dipakai adalah metode pengembangan (RnD). Dengan proses
dinilai oleh pengawas sekolah dengan hasil valid atau layak untuk digunakan
dalam pembelajaran. Kemudian media tersebut diujicoba ke anak serta
didiseminasikan ke teman guru lain.
Penerapan
media tersebut dapat meningkatkan minat dan hasil belajar anak meningkat. Dari
pengalaman pertama ini, beliau mempunyai gambaran yang lebih siap untuk
mengikuti ajang lomba yang sama di tahun 2018.
Tahun
2018 media yang digunakan adalah Millea(Mikroskop Lensa Laser Tenaga Surya). Ide
yang didapat saat pembelajaran struktur tumbuhan namun tidak tersedia
mikroskop. Mata pelajaran Biologi yang seharusnya dilakukan banyak praktek
salah satunya dengan mikroskop mendasari lahirnya ide ini.
Media
ini menggunakan HP yang ditambah lensa laser bekas mainan anak-anak, untuk
memperoleh bayangan yang diperbesar dari struktur anatomi tumbuhan.
Diawali
dengan niat untuk belajar, membawa beliau mendapatkan kejuaraan sebagai bonus
kreativitasnya.
Dari
dua media tersebut, yakni hologram mendapatkan juara 2 di tahun 2016 dan Millea
juara 1 kategori utama tahun 2018.
Sebuah
cerita pengelaman yang sangat luar biasa, menginspirasi dan dapat memotivasi
guru-guru untuk berkreasi hingga mendapatkan ide untuk proses pembelajaran.
Adanya masalah di kelas menjadi
dasar seorang guru mendapatkan ide, kreativitas hingga sebuah inovasi. Prestasi
akan menjadi nilai tambah yang didapat, namun yang pasti tujuan untuk membuat
pembelajaran yang lebih baik terpenuhi. Pecahkan masalah di kelasmu, tuangkan
idemu, wujudkan dalam kreativitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar