Proses
Menerbitkan Buku Ajar
Dalam
proses belajar mengajar salah satu suber belajar adalah buku ajar. Buku masih
menjadi referensi yang efektif dan dijadikan rujukan tentang materi pelajaran.
Dalam proses membuat buku ajar, jika naskah telah siap, tentu yang diperlukan
adalah bagaimana naskah tadi akan diterbitkan. Memahami seluk beluk penerbitan
buku akan membantu penulis dalam menyiapkan hal tersebut.
Berkaitan
dengan proses menerbitkan buku ajar, tema pertemuan kali ini akan memaparkan
tentang: “Proses Menerbitkan Buku Ajar”
Materi
disampaikan oleh Direktur Penerbitan dari Penerbit Andi yaitu Bapak Joko Irawan
Mumpuni. Dengan dipandu oleh moderator Mr. Bams kita akan menyimak penjelasan
dari narasumber.
Materi
disampaikan berupa slide dan dijelaskan dengan rekaman suara yang dapat diikuti
oleh seluruh anggota grup belajar menulis dari beeberapa gelombang.
Berkaitan
dengan tulis menulis, kita harus mengetahui posisi kita berada pada tingkatan
apa dan bagaimana, ini yang ditayangkan pada slide pertama. Digambarkan berupa
anak tangga tentang step posisi
seorang penulis, terdiri dari 8 tahapan yaitu: I WON’T DO IT, I CAN’T DO IT,I WANT TO DO IT, HOW DO I DO IT?, I’ILL
TRY TO DO IT, I CAN DO IT, I WILL DO IT, DAN YES I DID IT.
Mengenal
dunia penerbitan buku, secara sederhanya Ekosistem penerbitan terdiri dari
empat proses, yaitu: Penerbit - Penyalur- Pembaca- Penulis, seperti pada gambar di
bawah ini:
Proses naskah menjadi buku tentu dimulai dari penulis
mengirimkan proposal penerbitan bukunya ke penerbit. Dari hasil penilaian
naskah buku yang dikirim penulis, penerbit akan menentukan apakah naskah
tersebut diterima atau dikembalikan dengan disertai surat pemberitahuan.
Ketika hasil penlaian tersebut adalah penerbit menyatakan
DITERIMA, yakni penulis menerima surat pemberitahuan dan permintaan softcopy naskah.
Naskah yang berupa softcopy
akan melalui proses editing oleh
Tim dari penerbit dan dilanjutkan dengan
Setting dan Desain Cover. Setelah hasil edit dengan
beberapa hal yang disesuaiakan dengan permintaan penerbit, hasil dari edit
naskah tadi akan dicetak sebuah buku yang disebut Naskah Proof atau dami dan dikirimkan ke penulis untuk dikoreksi
akhir agar tidak ada kesalahan fatal ketika buku sudah dicetak secara masif.
Boleh tidak jika naskah tadi dirubah total? Ya boleh saja,
tapi itu akan memakan waktu yang lama dan merugikan penerbit. Sehingga
diharapkan ketika mengirim naskah ke penerbit sudah naskah jadi.
Setelah naskah dami itu dicoret-coret, dikoreksi dan dikembalikan ke penerbit, akan
dibuatkan film dan ditempelkan ke alat cetak untuk proses cetak buku baik isi
buku maupun cover buku. Proses selanjutnya adalah penjilidan buku dan proses
terakhir adalah Wrapping.
Apa
indikator penulis itu berhasil atau tidak?
1.
Kepuasan
Jika penulis itu
berhasil maka penulis akan mendapatkan kepuasan yang sangat dalam karena
bukunya bermanfaat untuk orang banyak.
2.
Reputasi
Indikator kedua,
mulai terkenal, oleh guru, oleh siswa, sosial medianya mulai dikenal.
3.
Karir
Indikasi
berikutnya adalah kairnya meningkat.
4.
Uang
Indikator paling nyata
adalah royalti. Penerbit selalu berharap penulis mendapat royalti
sebesar-besarnya dan juga penerbet mendapat untung sebesar-besarnya dengan banyaknya
buku yang laku terjual.
Indikator
buku itu akan sukses atau tidak sudah kelihatan di awal proses penilaian
penerbit, penerbit menilai naskah itu paling besar adalah potensi pasar,
keilmuannya, jika buku ajar sesuai dengan kurikulum, reputasi penulis hanya
10%. Jadi yang paling utama itu buku yang peluangnya besar.
Buku-buku
yang memiliki ciri akan sukses dipasaran dapat dilihat dari:
1.
Tema populer, penulis populer
2.
Tema populer, penulis tidak populer
Untuk penulis
pemula, pilihlah tema yang sangat populer sangat dibutuhkan oleh masyarakat
untuk dapat menerbitkan buku yang laku di pasaran.
3.
Tema Tak populer, penulis populer
Buku bisa sukses
karena penulisnya punya otoritas.
4.
Tema tak ppopuler, penulis tak populer
Jika tema tidak populer
dan ditulis oleh penulis tidak populer, maka naskah itu kemungkinan besar
ditolak oleh penerbit.
Reputasi
penulis dapat dilihat dimana?
Jika
dia seorang dosen dapat dilihat di Google
Cendekia, disana akan kelihatan sudah punya berapa karya, berapa banyak
karya disitasi oleh pembacanya.
Bagaimana
kalau guru? Dilihat dari apakah pernah menulis buku, media sosial memiliki
banyak pengikutnya atau tidak, track recordnya bagaimana, mengajar mata
pelajaran apa, dll.
Berbicara
proses penerbitan tidak bisa lepas dari jumlah cetak(oplah). Hal ini terbagi
dalam empat KWARDAN KATEGORI NASKAH.
1.
Market sempit dan lifecycle panjang
Untuk buku di
kuadran pertama yaitu buku-buku ilmu murni, buku tipe ini bisa dicetak
menengah, buku yang marketnya sempit tapi lifecycle
panjang. Buku tipe ini bisa dicetak menengah, buku ini akan laku hanya saja
jangka panjang
2.
Market lebar dan lifecycle panjang
Ini jenis buku
yang paling disukai penerbit karena akan laku selama-lamanya dan jangka
panjang. Buku jenis ini misalnya ensiklopedi, tokoh dunia, kamus, komputer,
dsb.
3.
Market lebar dan lifecycle sempit
Buku-buku yang
marketnya lebar, buku-buku yang tergantung pada perkembangan teknologi, seperti
buku komputer, informatika.
4.
Market sempit dan lifecycle pendek
Jangan menulis
buku-buku yang market sempit dan lifecycle
pendek seperti berita mingguan, dsb.
Penjelasan
berikutnya tentang kelompok penulis:
1.
Penulis idealis
Penulis yang
tidak pernah butuh duit, nggak pernah menanyakan royalti. Memilki prinsip yang
tidak mau diberi masukan oleh penerbit tentang apa yang ditulisnya, misalnya
tentang penggantian judul buku yang ditulisnya.
2.
Penulis industrialis
Penulis yang
semata-mata tentang uang. Mudah diajak diskusi tentang judul buku, tentang
pasar yang tepat dan judul yang tepat.
Sekarang kita lihat pembahasan
beberapa hal yang ditanyakan peserta:
1.
Ketika sebuah buku telah diterbitkan,
bagaimana jika diterbitkan di penerbit lain?
Kalau cetak ulang harus ada surat pengakhiran
kontrak dengan penerbit lama, jika revisi total bisa dengan penerbit baru
dengan kontrak baru
2.
Bagaimana peluang penulis pemula untuk
dapat terus naik tangga kesuksesan?
Jangan putus
asa, terus menulis, dan bergaul dengan penerbit sehingga tahu apa yang dimaui
penerbit.
3.
Bagaimana nasib naskah yang tidak lolos
dinilai penerbit?
Naskahnya akan
tragis jika penulisnya putus asa, terus komunikasi dengan penerbit manapun agar
ada solusi naskah itu tetap terbit
4.
Apakah setiap buku harus dicetak atau
cukup pemasarannya secara e-book?
Saat ini dua-duanya,
cetak dan e-book.
Kenali penerbit, terus
menulis...menulis dan menulis hingga tulisan layak diterbitkan sesuai yang
diinginkan penerbit, punya nilai jual yang mendatangkan keuntungan untuk
penulis dan penerbit.
ayo buatlah buku ajar dari skg
BalasHapusSedang berlatih ini OmJay....
BalasHapus